Megawati Disindir Pernah Kampanye Golput di Era Soeharto, Kini Beri Ancaman: Kamu Makan dari Mana?
Nasional

Ketum PDI-P, Megawati Soekarnoputri sebelumnya memberikan ancaman untuk para penggerak golput. Menurutnya, sebagai warga negara yang makan dari hasil bumi Indonesia, masyarakat tidak boleh golput.

WowKeren - Jelang Pilpres yang dilangsungkan pada 17 April mendatang, para calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia tengah menggelar kampanye akbar. Di sela-sela penyampaian visi dan misi tersebut, mereka juga kerap memberikan imbauan untuk tidak golput dalam Pemilu kali ini.

Salah satu yang getol memberikan peringatan agar tak golput adalah Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri. Mantan Presiden Indonesia tersebut bahkan memberikan ancaman dan sindiran pedas kepada masyarakat yang memutuskan untuk golput.

"Jadi saudara-saudara, saya minta coba pikir yang baik-baik kalau ada yang mengatakan, katanya mau golput. Saya sampai bilang sama mereka yang mau golput (yang katanya) mau libur saja. Saya bilang kamu orang Indonesia bukan sih, makan dari mana, apa tidak dari air Indonesia, bahan makanan Indonesia," ucap Megawati di Jawa Barat, Kamis (4/4). "Sekarang hanya sekali untuk lima tahun ke depan, untuk nyoblos memilih."


Soal ancaman Megawati tersebut, ia mendapatkan komentar dari perwakilan Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Koordinator Jubir BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak menyindir Megawati yang dulu disebut pernah juga membuat kampanye golput di era Presiden Soeharto.

"Itu kan sikap represif, bu Megawati sendiri kan pernah kampanye golput di era pak Harto," terang Dahnil kepada wartawan, pada Jumat (5/4). "Coba tanya ke Bu Megawati, kenapa beliau golput dulu. Karena kan enggak percaya sama pak Harto. Sekarang kan kalau teman-teman golput juga begitu. Jadi harus menghargai.

Berbeda dengan sikap Megawati, Dahnil mengakui kubunya tetap menghormati pilihan masyarakat untuk golput. Menurutnya, tak perlu memberikan ancaman yang aneh-aneh lantaran golput adalah bagian dari pilihan dan juga kritikan untuk pemerintah.

"Golput adalah kritik bagi politisi. Justru kemudian PR bagi kita yang memutuskan memilih dan para politisi menumbuhkan trust. Jadi golput ini muncul karena ada distrust, kemudian sekarang PR," sambung Dahnil. "Kami di BPN, bagi kami PR kami sekarang bagaiamana supaya teman-teman berencana golput. Ini kan masih rencana golput. Belum golput, kita tahu mereka golput pada 17 April."

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait