Penyerang Novel Baswedan Dianggap Cuma 'Tumbal', Ini Alasannya
Nasional

Aktivis HAM Haris Azhar mengungkapkan kecurigaannya terhadap penangkapan 2 tersangka penyerang Novel Baswedan, RB dan RM, yang menurutnya hanya menjadi tumbal demi menutupi sosok dalang sesungguhnya.

WowKeren - Kasus penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan akhirnya menemui titik terang. Diketahui dua tersangka penyerangan, RB dan RM, telah berhasil diringkus oleh aparat berwajib. Mirisnya belakangan terungkap bahwa kedua tersangka merupakan anggota polisi aktif.

Penangkapan dua tersangka itu pun membuat geger publik, bahkan sampai menimbulkan sejumlah spekulasi. Termasuk dugaan bahwa kedua tersangka yang ditangkap hanyalah "tumbal".

Dugaan ini disampaikan oleh Direktur Kantor Hukum dan HAM Lokataru, Haris Azhar. Aktivis HAM ini mengaku khawatir kedua tersangka berpangkat Brigadir itu hanya dijadikan tumbal demi memutus mata rantai di balik teror penyiraman air keras tersebut.

"Saya khawatir seperti itu (jadi tumbal)," ujar Haris, Senin (30/12). "Saya khawatir ini justru bagian modus menghilangkan jejak pertanggung jawaban atas kasus Novel Baswedan."

Sebagai informasi, kekinian kedua tersangka memang masih diperiksa oleh pihak berwajib. Namun sejauh ini kepolisian mengungkap dugaan motif di balik aksi kejam tersangka, yakni terkait dendam pribadi.


Dugaan ini muncul pasca tersangka RB sempat meneriakkan kata "pengkhianat" kepada Novel. "Tolong dicatat. Saya tidak suka Novel, karena dia pengkhianat," seru RB sebelum digiring ke Bareskrim Polri, Sabtu (28/12).

Hal senada juga sempat disampaikan oleh mantan Ketua KPK, Busyro Muqqodas. Busyro dengan blak-blakan mengaku tak memercayai keterangan yang disampaikan kedua tersangka. Ia menyangsikan bahwa kasus itu terjadi karena motif dendam pribadi.

"Kalau (alasannya) sentimen pribadi, kenapa nggak dari dulu atau baru sekarang melakukan pengakuan?" ungkap Busyro, dilansir dari laman Merdeka, Selasa (31/12). "Apalagi yang ditangkap polisi aktif."

Oleh karena itu Busyro pun mendorong polisi untuk terus bekerja keras dalam menyelidiki, hingga terbongkar aktor intelektual di balik aksi kriminal tersebut. Hal itu pula yang turut disampaikan oleh Kriminolog Universitas Indonesia, Bhakti Eko Nugroho.

"Teman-teman kepolisian tidak hanya harus mampu lakukan pengembangan pengungkapan kasus bedasarkan temuan-temuan barang bukti di lapangan atau TKP," kata Bhakti, dilansir Liputan 6. "Namun juga harus diimbangi dengan upaya mengurai konteks 'relasi kuasa' di sekitar dua tersangka yang telah ditangkap."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru