Heroik, Ini Kisah Perempuan Pertama di Dunia Yang Jadi Obyek Percobaan Vaksin Corona
AP
Dunia

Jennifer Haller (44) merupakan salah satu obyek percobaan vaksin penangkal Corona. Ia pun membagikan kisah sebelum mantap menerima injeksi vaksin prototipe itu.

WowKeren - Vaksin menjadi solusi utama untuk mengatasi wabah virus Corona yang sudah menjadi pandemi global ini. Tentu diperlukan serangkaian tes untuk memastikan keamanan dan keampuhan vaksin yang dikembangkan, termasuk diantaranya diujicoba ke tubuh manusia.

Dan Jennifer Haller (44), seorang ibu dengan 2 anak dari Seattle, Amerika Serikat menjadi manusia pertama yang diinjeksi vaksin uji coba ini. Haller mengaku dengan penuh kesadaran mengajukan diri dalam percobaan yang membawa segudang risiko besar itu.

Awalnya Haller melihat pengumuman soal volunteer ini dari iklan di Facebook. "Kita sama-sama dibuat putus asa oleh pandemi ini. Aku pribadi berpikir tak ada yang bisa aku lakukan untuk mengatasi wabah yang ada," ujar Haller, dilansir dari Telegraph, Selasa (14/4).

"Lalu saya melihat kesempatan itu datang," imbuhnya. "Lalu saya berpikir, mungkin ini hal yang bisa saya lakukan untuk berkontribusi (dalam pengendalian wabah)."

Keputusannya tentu tak mudah diterima oleh keluarga dan kerabatnya. Apalagi karena ada peluang besar obyek penelitiannya justru terinfeksi COVID-19 di kemudian hari.


Beruntung akhirnya ia bisa meyakinkan keluarganya soal aksi kemanusiaannya tersebut. Dan tiba lah hari dimana ia menerima injeksi pertamanya di Seattle's Kaiser Permanente Washington Health Research Institute. Di sana ia pun menerima dua dosis vaksin uji coba dengan interval 28 hari, kemudian kondisinya dipantau selama 28 hari.

"Ada risiko besar yang harus kutanggung. Namun aku yakin keuntungan yang bisa didapat di balik risiko ini jauh lebih bermakna," jelas Haller, menegaskan ia tak mempermasalahkan risiko kesehatan yang mesti ditanggung demi "kesembuhan dunia".

Pada 16 Maret 2020 ia pun menerima injeksi perdananya. Aksi heroiknya pun mencuri perhatian masyarakat, bahkan sampai membuat kedua anaknya merasa "bak selebritis" usai sang ibu nekat menjadi obyek percobaan vaksin.

"Hari pertama aku mengalami demam ringan," ceritanya. "Lalu hari kedua aku merasakan nyeri di lenganku. Tapi hanya itu keluhan yang kurasakan, karena setelahnya baik-baik saja, seperti diberi vaksin flu biasa."

Haller pun mengaku optimis "pengorbanannya" ini berdampak positif bagi perkembangan vaksin COVID-19 dan mampu menyelamatkan dunia. "Bagaimanapun hasilnya nanti, aku bersyukur pernah menjadi bagian dari proses ini," pungkasnya tegas.

Haller bukan satu-satunya obyek dalam percobaan ini. Ia bersama 44 orang dewasa lain menerima injeksi yang sama, rencananya injeksi kedua akan diberikan pekan depan, dan kondisinya akan dipantau sampai musim semi 2021 mendatang.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait