Kasus Pertama Virus Corona di AS Ternyata Sudah Ada Sejak Januari, Sempat Salah Dikira Flu
AP
Dunia

Korban pertama COVID-19 awalnya dianggap sebagai kematian karena flu. Korban meninggal pada 6 Februari, jauh lebih awal dari kasus pertama yang dilaporkan di Amerika Serikat

WowKeren - Virus corona (COVID-19) rupanya telah menyebar di Amerika Serikat pada bulan Januari lalu, lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Belum lama ini, dua orang yang meninggal di California pada awal dan pertengahan Februari telah dikonfirmasi melalui otopsi sebagai kasus corona, beberapa minggu sebelum kematian pertama yang dilaporkan COVID-19 di Amerika Serikat.

Dikutip dari The Jakarta Post pada Kamis (23/4), seorang petugas kesehatan di Santa Clara County, California, menyebut korban pertama COVID-19 awalnya dianggap sebagai kematian karena flu. Diterangkan bahwa seorang wanita 57 tahun telah meninggal karena COVID-19 pada 6 Februari, jauh lebih awal dari kasus pertama yang dilaporkan di Amerika Serikat.

Padahal sebelumnya kematian paling awal yang dikaitkan dengan virus corona dinyatakan pada 26 Februari di negara bagian Washington D.C. yang pasiennya seorang pria berusia 30-an yang kembali dari Wuhan.

Otoritas kesehatan di California sebelumnya telah mengidentifikasi kasus penularan Corona di daerah tersebut. Setelah melakukan penelusuran, ternyata tiga pasien yang meninggal tak ada satupun yang pernah melakukan perjalanan ke daerah episentrum.

"Kematian ini menunjukkan adanya penularan di tingkat komunitas dan lebih signifikan jauh lebih awal dari apa yang kita ketahui dan bahwa virus ini mungkin sudah menyebar di lingkungan lebih awal dari apa yang kita ketahui," tutur Sara Cody, petugas kesehatan di Santa Clara County.


"Karena wilayah ini sedang mengalami musim flu yang buruk pada saat bersamaan, banyak kasus mungkin telah salah diklasifikasikan sebagai influenza," lanjutnya menambahkan.

Tiga kasus ini terungkap setelah laboratorium pemeriksa di daerah tersebut tidak puas karena tak menemukan penyebab kematian yang tepat. Karena tes corona saat itu tak tersedia, mereka kemudian mengirim sampel jaringan ke CDC.

Dengan ini, virus corona diperkirakan mulai menyebar di AS antara awal dan pertengahan Januari. Hal tersebut berarti bahwa angka kematian di Amerika Serikat kemungkinan jauh lebih tinggi dibandingkan yang dilaporkan saat ini.

"Model penyebaran epidemi di AS harus disesuaikan dengan tanggal awal yang lebih awal," kata Jay Bhattacharya, seorang profesor kedokteran di Universitas Stanford. "Ini pada gilirannya akan berarti bahwa model akan memprediksi jumlah kasus saat ini yang lebih besar di AS sekarang daripada yang diprediksi saat ini. Seberapa besar efek ini pada peramalan epidemi masih harus diteliti."

Hingga berita ini ditulis, Amerika Serikat telah mencatatkan kasus COVID-19 sebanyak 849,092. Dari jumlah tersebut, 47,681 pasien dinyatakan meninggal dan 84,050 dikonfirmasi sembuh.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait