Penulis Moammar Emka mengemukakan pendapatnya mengenai fenomena selebriti Tanah Air yang terlibat kasus prostitusi. Moammar Emka mengungkap adanya kelas prostitusi di kalangan artis.
- Amelia Nur Fatimah
- Rabu, 15 Juli 2020 - 14:58 WIB
WowKeren - Penangkapan Hana Hanifah karena terlibat kasus prostitusi kembali mencoreng dunia keartisan Tanah Air. Sebelumnya, sejumlah artis juga sempat terjerat kasus serupa, di antaranya ada Vanessa Angel dan Anggita Sari. Menanggapi fenomena tersebut, penulis buku "Jakarta Undercover", Moammar Emka mengaku tak terkejut.
Menurut Moammar Emka, praktik prostitusi di kalangan para artis bukan lagi suatu hal yang baru, Bahkan pria berusia 46 tahun ini menyebut ada beberapa kelas yang dibagi berdasarkan tarif tersebut.
"Menengah ke bawah (adalah) kelas C, (harganya) kurang dari Rp 50 juta, kelas menengah, secara banderol di atas Rp 50 juta," kata Moammar Emka pada Selasa (14/7) dilansir dari Matamata.com. "Ada standar popularitas, masuknya ke selebriti kurang terkenal. Kelas atas itu tidak ada nominal pasti. Bisa ratusan hingga miliaran rupiah."
Tarif yang dimaksud ternyata didasarkan kepada popularitas si artis di mata publik Tanah Air. Bahkan Moammar menyebut bahwa tarif memakai jasa artis terkenal bisa mencapai miliaran rupiah.
Saat ditanya, apakah ada nama-nama artis populer Tanah Air, Moammar Emka tidak menyebutkan secara detail informasinya. Termasuk jumlah mereka yang terlibat, apakah melebihi 10 orang.
"Saya enggak berani nyebut," pungkas Moammar Emka. "Ya lebih dari satu dan beberapa."
Seperti yang diketahui, Moammar Emka adalah penulis yang terkenal dengan buku berjudul "Jakarta Undercover". Buku tersebut menceritakan mengenai sisi gelap kehidupan seks 'liar' yang ada di Ibu Kota, Jakarta. Saking larisnya, "Jakarta Undercover" telah mengalami cetak ulang lebih dari 55 kali dari 2003-2010, serta diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Belanda yang dipasarkan di kota-kota besar Asia hingga Eropa.
Berdasarkan karyanya itu, fenomena prostitusi artis tentu sudah diketahui oleh Moammar Emka. Hal itu lantaran Emka menulis buku-bukunya dengan investigasi secara mendalam selama bertahun-tahun. Berbagai metode pun dia gunakan untuk mendapatkan informasi seperti pendekatan personal, clubbing, nongkrong bareng, curhat, sampai wawancara.
(wk/amel)
