Tes Darah Disebut Bisa Tentukan Tingkat Keparahan Pasien COVID-19, Ini Faktanya
Health

Tingkat keparahan kondisi pasien COVID-19 rupanya bisa dilihat melalui lima indikator penanda biologis saat tes darah. Hal ini diungkapkan oleh peneliti di George Washington University.

WowKeren - Para peneliti di George Washington University, menyebutkan jika parah tidaknya kasus virus corona pada pasien dapat dilihat dari lima indikator penanda biologis yang didapat saat tes darah yang disebut biomarker.

Dikutip dari Fox News, para penulis penelitian mengatakan mereka memutuskan meneliti setelah temuan awal di Tiongkok menunjukkan biomarker terkait dengan hasil yang buruk pada pasien dengan virus corona baru. "Studi ini telah mengidentifikasi kelima penanda biologis ini memiliki hubungan dengan hasil yang buruk dan bukan penyebab dalam kohort AS," kata penulis studi Dr. Juan Reyes dan Dr. Shant Ayanian dalam pernyataan gabungan.

Penelitian yang diterbutkan dalam jurnal Future Medicine itu mempelajari darah dari 299 pasien COVID-19. Mereka kemudian menganalisis lima penanda biologis yang ada dalam darah pasien, menurut rilis tersebut.

Dari 200 pasien tersebut, peneliti telah menganalisis kelima biomarkernya, termasuk CRP, D-dimer, IL-6, LDH, dan ferritin. Peningkatan kadar biomarker ini dikaitkan dengan gangguan perdarahan dan peradangan yang menunjukkan peningkatan risiko masuk ICU, kebutuhan ventilator, dan kematian.


Penulis melaporkan risiko kematian terbesar terjadi saat kadar D-dimer lebih besar dari 3 μg / ml dan LDH lebih tinggi dari 1200 unit / l. "Kami berharap penanda biologis ini membantu dokter menentukan seberapa agresif mereka perlu merawat pasien, apakah pasien harus dipulangkan, dan bagaimana memantau pasien yang akan pulang, di antara keputusan klinis lainnya," ungkap Ayanian, penulis pertama studi dan asisten profesor kedokteran di GW School of Medicine and Health Sciences dalam rilis berita.

Saat ini dalam menentukan risiko kematian akibat COVID-19 dan tingkat keparahan perkembangan penyakit, dokter melihatnya berdasarkan usia dan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti obesitas, penyakit jantung, dan sistem kekebalan yang terganggu. Sehingga, tes darah sederhana yang dilakukan di unit gawat darurat diharap dapat membantu memandu perawatan pasien COVID-19 dan rencana perawatan.

Karena itu, tim peneliti akan terus menganalisis data ini untuk membantu dokter membuat keputusan yang lebih tepat untuk pasien COVID-19. Selain itu juga membantu rumah sakit yang mungkin membutuhkan sumber daya lebih.

"Mengingat tantangan saat ini yang dihadapi oleh pandemi, terutama untuk institusi yang menangani pasien dalam jumlah besar yang dirawat di rumah sakit, penelitian ini dapat bermanfaat bagi dokter untuk mengidentifikasi pasien yang lebih sakit dan membantu pemanfaatan sumber daya," tuturnya.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru