Rizki DA Tunggu Bukti Nadya Hamil Calon Anaknya, Dokter Nilai Tes DNA Bahayakan Janin?
Instagram/nadyamustikarahayu
Selebriti

Rizki DA mengaku masih berkomunikasi dengan Nadya atau pihak keluarga sang istri. Namun Rizki justru tampak menghindar ketika ditanya soal rencana untuk bertemu dengan Nadya.

WowKeren - Rizki Syafaruddin mengisyaratkan kalau ia tak seburuk anggapan netizen. Ia menyalahkan netizen yang menggiring opini terkait kabar burung soal kisruh pernikahan dengan Nadya.

Rizki mengaku kalau hubungannya dengan Nadya sebenarnya baik-baik saja. Hanya saja, netizen terlalu berasumsi macam-macam.

"Siap dong orang udah nikah (soal kabar bakal jadi ayah). Bahkan nggak tes DNA juga ya kalau memang terbukti pasti bertanggung jawab," kata Rizki saat diwawancara oleh Star Story. "Alhamdulillah masih berkomunikasi dengan baik, Iki juga masih komunikasi. Keluarga sana juga masih baik, keluarga Iki juga."

"Netizen yang beropini tidak baik. Itu terserah mereka. Itu pandangan mereka," kata Iki. "Sekarang fokus berkarir aja dulu, capek itu terus. Pasti pertanyaannya sama, kita nggak bisa menjelaskan satu-satu," seru Ridho Syafaruddin.


Terkait kemungkinan tes DNA, pihak dokter ikut buka suara. Biasanya ada tiga metode tes DNA yang biasa dilakukan saat kehamilan. Namun salah satu metode rupanya berbahaya bagi ibu yang sedang hamil muda.

Metode pertama adalah NIPT (pemeriksaan darah ibu) yang dilakukan saat trisemester awal kehamilan. Metode ini bisa digunakan untuk mengetahui kelainan bawaan dan bukan untuk tes paternal.

Yang kedua adalah CVS (pemeriksaan jaringan bakal plasenta). Khusus untuk tes CVS dianjurkan tidak dilakukan dibawah usia kehamilan 10 minggu. Karena bisa meningkatkan risiko kelainan kaki pada janin akibat tersentuh jarum. Selain itu, bisa juga meningkatkan infeksi, pendarahan, dan pecah ketuban.

"Apabila curiga banget ada kelainan kromosom berat, CVS boleh dilakukan di bawah usia kehamilan 10 minggu. Tapi, menurut saya kalau CVS dilakukan untuk tes paternal, kasihan banget janinnya harus dapatkan risiko yang tinggi," kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Muhammad Dwi Priangga, pada Kompas.com.

Untuk tes paternal, metode yang disarankan yakni amniocentesis (pemeriksaan air ketuban). "Tapi dengan catatan ambil genetik dari si ayah juga. Karena genetik bayi setengah dari ibu, setengah dari ayah, jadi harus ada pembandingnya. Semakin besar usia kehamilan, maka semakin kecil risikonya terhadap janin," kata Angga.

(wk/riaw)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait