Butuh Kesabaran Dan Taktik Tertentu, Berikut 7 Tips Jitu Untuk Atasi Tantrum Pada Anak
pexels.com/Ba Phi
SerbaSerbi

Tantrum pada anak bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Menghadapi anak yang tantrum memang harus berhati-hati. Karena emosinya sedang tak stabil, penanganan yang salah bisa jadi membuat anak menjadi trauma.

WowKeren - Pernahkan kalian melihat anak kecil menangis hebat dijalan? atau pernahkah putra-putri kalian tiba-tiba saja rewel tanpa alasan? mungkin saja mereka sedang mengalami tantrum. Tantrum adalah ledakan emosi, yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, membangkang, atau marah.

Tantrum termasuk bagian dari perkembangan anak yang normal karena ia sedang berusaha menunjukkan bahwa dirinya sedang kesal. Umumnya, tantrum akan terjadi pada tahun kedua kehidupan anak, saat perkembangan bahasa anak usia dini mulai berkembang. Tindakan agresif tersebut terjadi akibat anak sulit untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan.


Tantrum pada anak bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Menghadapi anak yang tantrum memang harus berhati-hati. Karena emosinya sedang tak stabil, penanganan yang salah bisa jadi membuat anak menjadi trauma.

Tidak jarang orangtua merasa kesulitan dalam mengatasi dan menghadapi anak yang tantrum, apalagi di depan umum. Untuk itu, berikut tim WowKeren rangkum 7 tips yang bisa kalian lakukan untuk menenangkan anak yang sedang tantrum. Yuk disimak!

(wk/putr)

1. Kendalikan Emosi


Kendalikan Emosi
pexels.com/cottonbro

Hal paling pertama yang wajib kalian lakukan adalah menjaga kondisi diri untuk tetap tenang, atau setidaknya bersikaplah seolah-olah kalian tenang meskipun panik di dalam hati. Hindari ikut marah atau berteriak pada anak, karena semakin kalian memperlihatkan diri tidak tenang atau ikut marah, tantrum anak akan semakin keras.

Sikap yang tenang akan membuat tantrum anak lebih mudah untuk diatasi. Kalian juga bisa mengajak anak ke tempat yang lebih sepi dan tenang guna menenangkan emosinya. Ajak anak untuk bicara dengan tenang, tanyakan apa yang menyebabkan dirinya kesal dan cari tahu solusinya bersama-sama.

2. Cari Tahu Penyebab Tantrum


Cari Tahu Penyebab Tantrum
pexels.com/Ketut Subiyanto

Tantrum pada anak dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Bahkan anak mengalami tantrum tanpa orang tua ketahui penyebabnya. Ragam hal bisa menjadi penyebab tantrum pada anak, seperti keinginan yang tidak terpenuhi atau adanya perasaan lapar dan mengantuk yang sulit diungkapkan.

Jika anak belum bisa berbicara, salah satu cara untuk mengenali penyebabnya adalah dengan menanyakan secara langsung seperti “apa kamu lapar?” atau "apa kamu masih ngantuk?”. Anak mungkin akan mengangguk atau menggeleng. Jika penyebab tantrum anak diketahui, maka orangtua akan lebih mudah mengatasinya.

3. Biarkan Anak Meluapkan Emosinya


Biarkan Anak Meluapkan Emosinya
pexels.com/Vanessa Loring

Anak-anak tak seperti orang dewasa yang sudah bisa mengenali dan mengelola perasaannya dan perkembangan emosi anak belum sempurna. Inilah mengapa anak bisa tiba-tiba mengamuk karena hal sepele dan mengalami tantrum. Jika orangtua tidak tahu penyebab anak tiba-tiba tantrum, biarkan dulu anak meluapkan emosinya selama beberapa saat.

Biasanya setelah itu anak akan tenang sendiri. Jangan khawatirkan reaksi orang lain dan sebaiknya cuek saja. Namun jangan biarkan bila anak mengamuk dengan menghajar benda di sekitarnya atau melukai diri dengan benda di sekelilingnya. Alihkan perhatian mereka dan bawa anak ke tempat yang lebih terbuka dan tidak berbahaya

4. Berikan Sentuhan Kasih Sayang


Berikan Sentuhan Kasih Sayang
pexels.com/August de Richelieu

Tantrum adalah bagian dari proses belajar anak untuk mempelajari kosakata seperti apa yang dapat membuat kebutuhannya terpenuhi dan mana yang tidak. Saat anak tantrum, kalian perlu tetap tenang, jangan terlalu banyak bicara, dan tawarkan beberapa kata yang meyakinkan dan pelukan hangat. Dengan begitu, anak akan belajar untuk menerima keputusan dan merasa lebih dekat orangtua.

Selain itu, pelukan bisa membuat anak merasa aman dan tahu bahwa orangtuanya peduli, walaupu kalian tidak setuju dengan ulahnya. Berikan dekapan erat yang tegas, bukan pelukan sayang untuk menidurkan dan jangan katakan apapun selama kalian mendekap si kecil.

5. Alihkan Perhatian Anak Pada Hal Lain


Alihkan Perhatian Anak Pada Hal Lain
pexels.com/August de Richelieu

Anak kecil dikenal sangat mudah teralihkan perhatiannya. Karena itu, saat anak tantrum, orangtua disarankan untuk mengalihkah perhatiannya dengan sesuatu yang menarik. Misalnya, boneka, makanan kesukaannya atau apa pun yang dapat mengalihkan perhatiannya.

Ada baiknya kalian mengisi tas dengan "persenjataan" untuk membuat anak sibuk sendiri atau bisa digunakan sebagai pengalih perhatian saat ia menunjukkan tanda-tanda akan tantrum di depan umum. Bawa camilan sehat untuk anak hingga mainan kesayangannya. Benda-benda ini terlihat remeh, tapi bisa jadi bantuan yang ampuh di saat darurat.

6. Jangan Langsung Menuruti Keinginan Anak


Jangan Langsung Menuruti Keinginan Anak
pexels.com/Ketut Subiyanto

Anak juga terkadang menangis hingga meraung-raung supaya keinginannya terpenuhi. Ini adalah gejala tantrum manipulatif. Hindari seketika menuruti atau malah langsung menolak keinginan anak. Pahami lebih dulu keinginannya. Jika permintaan anak rasa wajar, kalian bisa memenuhi permintaannya. Beri jeda antara saat anak meminta dengan saat kalian memenuhi permintaannya untuk melatih kesabaran anak.

Hindari juga untuk mengumbar janji. Anak selalu ingat janji orangtua dan akan selalu menagihnya hingga terpenuhi. Selain itu memberi janji tanpa menepati akan mengajarkan anak untuk ingkar janji. Saat mulai menangis karena keinginannya tidak terpenuhi, perhatikan tingkahnya serta gaya tangisannya. Orangtua tentu akan tahu perbedaan tangisan anak yang tulus dengan tangisan anak yang manipulatif.

7. Jangan Menghukum Atau Memukul Anak


Jangan Menghukum Atau Memukul Anak
pexels.com/August de Richelieu

Saat anak mengalami tantrum, jangan memukul atau mencubitnya. Sebagai gantinya, kalian bisa memeluk atau mencium si kecil untuk menenangkan emosinya. Selain menenangkan, pelukan dan ciuman juga bisa menjadi cara untuk menunjukkan bahwa orang tua benar-benar peduli dan mencintai mereka.

Yang perlu diingat adalah jangan pernah meninggalkan anak terkunci dalam ruangan untuk mendisiplinkan atau menenangkan kondisi tantrum pada anak. Hal itu tak hanya memicu perasaan dikucilkan atau histeria, tetapi juga tak mungkin bagi anak untuk menyadari kesalahannya.

Intip juga artikel ini untuk mengetahui tips yang bisa dilakukan untuk menjauhkan anak dari rokok. Simak juga artikel ini untuk mengetahui beberapa tips bijak untuk menenangkan anak yang berkelahi.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru