Sempat Khawatir Ekonomi Runtuh, Malaysia Akhirnya Umumkan Lockdown
AFP/Mohd Rasfan
Dunia

Pada Jumat (28/5), Perdana Menteri Malaysia telah mengumumkan akan menerapkan lockdown. Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia sempat merasa khawatir perekonomiannya bisa runtuh jika menerapkan lockdown.

WowKeren - Pandemi COVID-19 masih menjadi wabah global, masing-masing negara di dunia terus berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Banyak upaya yang telah dilakukan masing-masing negara seperti menerapkan penguncian wilayah atau biasa disebut lockdown.

Pada Jumat (28/5), Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan lockdown secara nasional yang akan dimulai di bulan Juni 2021. Hal ini dilakukan pemerintah Malaysia karena infeksi COVID-19 yang terus melonjak hingga memecahkan rekor.

Muhyiddin menyampaikan bahwa penguncian wilayah itu akan berlangsung lebih ketat pada 1 hingga 14 Juni 2021, untuk semua bidang sosial dan ekonomi. Hanya sektor layanan dan ekonomi penting yang diperbolehkan untuk tetap beroperasi selama penguncian wilayah berlangsung. Meski demikian, sektor-sektor tersebut terlebih dahulu didaftarkan oleh Dewan Keamanan Nasional.

Pemerintah Malaysia meyakini bahwa terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di negaranya itu disebabkan oleh varian mutasi yang lebih menular. Selain itu, pertemuan dan kegiatan lainnya selama Ramadan dan Idul Fitri juga menjadi penyumbang kenaikan kasus COVID-19.


"Dengan kenaikan terbaru dalam kasus harian yang menunjukkan tren meningkat drastis," terang Muhyiddin dalam sebuah keterangan, Jumat (28/5). "Kapasitas rumah sakit di seluruh negeri untuk merawat pasien COVID-19 menjadi terbatas."

Malaysia melaporkan ada 8.290 kasus COVID-19 baru pada Jumat (28/5) kemarin, sehingga totalnya menjadi 549.514 kasus. Sementara untuk angka kematian hariannya bertambah 63 orang pada awal pekan dan 61 orang pada Jumat (28/5). Sehingga total kematian akibat COVID-19 bertambah menjadi 2.552 orang.

Sementara itu, berdasarkan standar global wabahnya telah meningkat pesat dalam beberapa minggu terakhir. Kemudian, jumlah pasien dalam perawatan intensif dan ventilator juga telah mencapai rekor tertinggi.

Muhyiddin mengatakan bahwa Malaysia saat ini telah memulai upaya inokulasi COVID-19, meskipun para kritikus menyebut peluncurannya lambat. Sedangkan untuk jumlah penerima vaksin COVID-19 sekitar 1,7 juta orang pada Kamis (27/5).

Sebelumnya, Muhyiddin sempat mengatakan apabila diberlakukan penguncian wilayah, dikhawatirkan perekonomian di Malaysia mengalami keruntuhan. Akan tetapi, dikarenakan kasus COVID-19 yang semakin tinggi dan telah mencapai rekor, akhirnya pemerintah Malaysia memilih untuk melakukan penguncian wilayah.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait