Israel Laporkan Penurunan Efektivitas Vaksin Pfizer di Tengah Penyebaran Varian Delta
Flickr/30478819@N08
Dunia

Pada Senin (5/7) kemarin, Kementerian Kesehatan Israel menyatakan bahwa efektivitas vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech turun menjadi 64 persen sejak 6 Juni 2021.

WowKeren - Israel melaporkan adanya penurunan efektivitas vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech dalam mencegah infeksi dan gejala penyakit. Meski demikian, Israel menyatakan bahwa vaksin Pfizer tetap sangat efektif dalam mencegah penyakit serius.

Pada Senin (5/7) kemarin, Kementerian Kesehatan Israel menyatakan efektivitas vaksin Pfizer turun menjadi 64 persen sejak 6 Juni 2021. Namun vaksin Pfizer 93 persen efektif dalam mencegah rawat inap dan penyakit serius akibat COVID-19.

Dalam pernyataannya, pihak Kemenkes Israel tidak mengungkapkan berapa tingkat efektivitas vaksin Pfizer sebelumnya atau rincian lebih lanjut. Namun pejabat Kementerian merilis laporan pada Mei 2021 lalu bahwa dua dosis vaksin Pfizer memberikan lebih dari 95 persen perlindungan terhadap infeksi, rawat inap dan penyakit parah.

Adapun penurunan ini terjadi bersamaan dengan menyebarnya varian Delta dan berakhirnya pembatasan social distancing di Israel. Seorang juru bicara Pfizer menolak menanggapi data Israel tersebut, namun mengutip penelitian lain yang menunjukkan bahwa antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin masih mampu menetralkan semua varian yang diuji, termasuk varian Delta, meskipun dengan kekuatan yang berkurang.


Di sisi lain, 60 persen dari total 9,3 juta populasi Israel dilaporkan telah menerima setidaknya satu dosis suntikan vaksin Pfizer. Kasus COVID-19 harian Israel pun telah turun dari yang sebelumnya mencapai lebih dari 10 ribu pada Januari 2021, menjadi berada di angka satu digit pada bulan lalu.

Hal ini lantas membuat Israel mulai menghapus pembatasan social distancing serta kewajiban memakai masker. Namun dalam beberapa hari terakhir, kewajiban mengenakan masker telah diterapkan kembali.

Pada saar yang sama, varian Delta yang pertama kali ditemukan di India dan dilaporkan lebih menular mulai menyebar. Sejak itu, kasus COVID-19 harian Israel pun meningkat secara bertahap.

Namun ilmuwan data dari Institut Sains Weizmann Israel, Eran Segal, menilai tingkat rawat inap di negaranya tidak akan setinggi pada awal tahun ini. Pasalnya, jumlah pasien yang sakit kritis jauh lebih sedikit.

Menurutnya, tidak apa-apa "melanjutkan kehidupan kembali normal dan tanpa batasan" sambil meningkatkan langkah-langkah penangana COVID-19. Seperti penjangkauan vaksinasi dan memastikan pengujian untuk orang Israel yang pulang dari luar negeri.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait