Angka Kematian Akibat COVID-19 Secara Global Tembus 4 Juta Jiwa, WHO Kecam Nasionalisme Vaksin
AFP
Dunia

WHO mengungkapkan angka kematian akibat COVID-19 secara global mencapai hingga 4 juta jiwa. Selain itu, WHO juga mengecam negara-negara kaya yang memiliki sikap nasionalisme vaksin.

WowKeren - COVID-19 masih menjadi wabah global yang tengah dihadapi oleh negara-negara di dunia. Angka kematian akibat COVID-19 pun masih terbilang tinggi.

Saat ini, angka kematian akibat COVID-19 secara global telah mencapai 4 juta jiwa. Hal ini diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Maka dari itu, WHO kembali menegaskan untuk tidak ada lagi sikap nasionalisme vaksin, khususnya bagi negara-negara kaya.

Berdasarkan pelacakan langsung COVID-19 yang dilakukan oleh Universitas Johns Hopkins, pada Kamis (8/7), ada sekitar 4.001.791 orang yang telah meninggal. Selain itu, ditemukan juga lebih dari 185 juta orang yang telah terpapar COVID-19 selama pandemi berlangsung.

Dari jumlah kematian tersebut, 40 persen di antaranya disumbang oleh tiga negara yakni Amerika Serikat (AS), Brasil, dan India. AS sendiri menempati posisi pertama atas kasus kematian akibat COVID-19 dengan jumlah 606.218 orang. Kemudian disusul Brasil sebesar 528.540 dan India 405.028.

Seperti yang diketahui, virus COVID-19 ini pertama kali ditemukan di pusat kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Kemudian virusnya menginfeksi seluruh dunia hingga saat ini.


Sementara itu, salah satu upaya dalam menangani pandemi COVID-19 ini adalah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi COVID-19 pun telah dilakukan oleh setiap negara di dunia.

Vaksin dinilai cukup efektif dalam menekan angka penyebaran COVID-19. Hal ini bisa dilihat dari angka kematian harian di AS yang turun dari 4.400 pada Januari menjadi 313 pada Rabu (7/7).

Berdasarkan proyek Our World in Data dari Universitas Oxford, lebih dari 3,29 miliar dosis vaksin telah diberikan sejak izin penggunaannya pada akhir tahun lalu. Akan tetapi, dalam perjalanan pemberian vaksin COVID-19, negara-negara kaya telah dikritik karena membeli semua dosis yang tersedia untuk menginokulasi seluruh populasi mereka, sementara negara-negara miskin belum memulai.

Kemudian hanya 1 persen orang di negara-negara berpenghasilan rendah yang telah menerima setidaknya satu dosis. WHO sendiri telah menghukum negara-negara kaya atas akses vaksin COVID-19 yang tidak adil bagi negara berpenghasilan rendah.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengecam sikap negara-negara kaya yang melonggarkan protokol kesehatan dan bersikap seolah-olah pandemi telah berakhir. Sedangkan negara-negara berpenghasilan rendah masih terus berjuang melawan pandemi COVID-19.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait