Siap Menikah di Tengah Kontroversi, Putri Mako Ternyata Derita Gangguan Mental Ini
AFP/Shizuo Kambayashi
Dunia

Putri Mako dan kekasihnya yang sama-sama berusia 29 tahun, akan mengadakan konferensi pers bersama di hari pernikahan mereka untuk menjelaskan perasaan mereka.

WowKeren - Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang pada Jumat (1/9) telah menggelar konferensi pers untuk menyampaikan tanggal pernikahan Putri Mako dengan kekasihnya, Kei Komuro. Diketahui, pernikahan keduanya cukup kontroversial lantaran banyak mendapat pertentangan publik.

Mako akan menikahi Komuro pada 26 Oktober tanpa upacara tradisional. Tak hanya itu, agensi tersebut juga mengungkapkan bahwa Mako telah merasa tidak sehat sejak sekitar tahun 2018 lalu. Melansir Kyodo News, ia telah didiagnosis dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) kompleks yang disebabkan oleh apa yang dia gambarkan sebagai pelecehan psikologis terhadap pasangan dan keluarga mereka.

Pasangan tersebut yang sama-sama berusia 29 tahun, akan mengadakan konferensi pers bersama di hari pernikahan mereka untuk menjelaskan perasaan mereka. Hal itu juga sebagaimana disampaikan oleh pihak agensi.

Komuro sendiri adalah seorang pengacara yang bekerja untuk sebuah firma hukum sehingga ketika keduanya telah resmi menikah akan segera pindah ke Amerika Serikat. Keduanya diharapkan untuk mendaftarkan pernikahan mereka sebelum pindah.


Upacara tradisional yang terkait dengan pernikahan anggota keluarga kekaisaran, seperti upacara pertunangan resmi yang disebut "Nosai no Gi," tidak akan digelar mengingat kontroversi tersebut. Kontroversi hubungan keduanya tak lepas dari masalah finansial yang melibatkan ibu Komuro.

Publik menilai ia tidak layak untuk menjadi kerabat bangsawan. Tak ayal pasangan itu kerap menjadi sasaran komentar yang bernada hinaan di media sosial. Menurut Tsuyoshi Akiyama, seorang psikiater yang mendiagnosis sang putri, PTSD kompleks berkembang sebagai respons terhadap pengalaman trauma yang berkepanjangan dan berulang termasuk pelecehan verbal dan cyberbullying.

Putri Mako akan menjadi wanita kerajaan pertama di Jepang pascaperang yang tidak menerima uang pembayaran sekaligus menikahi orang biasa tanpa adanya upacara tradisional. Pembayaran itu dimaksudkan untuk menjaga martabat mantan anggota keluarga kerajaan, namun Mako menolaknya.

Diketahui, anggota keluarga kekaisaran wanita secara tradisional menerima pembayaran sekaligus hingga sekitar 150 juta yen setelah meninggalkan lingkungan kerajaan. Agensi tersebut mengatakan telah menerima permintaan Mako yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk tidak menerima pembayaran tersebut.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait