Diduga Terlibat Bisnis PCR, Menko Luhut Buka-Bukaan Fakta Sebenarnya
maritim.go.id
Nasional

Luhut Binsar Pandjaitan membongkar kronologi keterlibatannya dalam dugaan bisnis PCR melalui PT GSI. Menurutnya pembentukan GSI dipilih karena bersifat sustainable atau berkelanjutan.

WowKeren - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjadi sorotan nasional karena diduga terlibat dalam bisnis tes RT-PCR. Luhut terlibat lewat perusahaannya, PT Toba Sejahtera, yang memiliki saham di PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) atau GSI Lab.

Dugaan ini membuat Luhut bersama Menteri BUMN Erick Thohir sampai dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kekinian Luhut pun membongkar lebih detail keterlibatannya dalam dugaan bisnis PCR tersebut.

"GSI itu kan dibuat sama orang-orang super kaya, saya sih nggak ada apa-apanya dibanding mereka. Ya mereka bikin itu semua masalah kemanusiaan," jelas Luhut kepda Deddy Corbuzier, Rabu (10/11). "Sama sekali nggak ada (keuntungan yang diambil), diaudit kan mudah."

Luhut mengaku mendapat rekomendasi dari Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marives, Septian Hario Seto, untuk membantu mendirikan GSI. Fokusnya adalah untuk mengadakan alat-alat PCR dan genome sequencing yang diharapkan bisa berlanjut untuk disumbangkan ke berbagai lokasi di masa depan.


Luhut melalui perusahaannya menyumbang untuk mengadakan alat-alat penunjang pengendalian wabah COVID-19 tersebut. "Saya sudah ngerjain, sudah nyumbang, di-bully lagi. Jadi lengkaplah penderitaan itu," seloroh Luhut.

Grup Adaro dan Indika, menurut Luhut, adalah yang menginisiasi pembentukan perusahaan. "Supaya mereka bikin satu organisasi atau PT yang sustainability-nya itu bisa jalan dengan mereka sendiri. Jadi 51% keuntungan mereka membeli barang lagi, lalu ada berapa puluh persen untuk cost operational, jadi tidak ada dalam konteks dividen. Nggak ada (keuntungan yang diambil)," kata Luhut.

"Ya pasti ada untung dia, tapi di-reinvest lagi untuk mendapat (alat) genome sequencing yang bagus," imbuh Luhut. Ia juga menambahkan semua keuntungan yang didapat akan kembali untuk membantu penanganan wabah COVID-19, terutama untuk masyarakat kurang mampu seperti dengan mengadakan tes gratis dan sebagainya.

Luhut terlibat dalam pembentukan GSI karena diajak ikut menyumbang atau menanamkan modal. Dan pengakuan Luhut ini pun dibenarkan oleh Septian Hario Sato yang sudah menyampaikan klarifikasi tertulis pada Senin (8/11) kemarin.

"Jadi keuntungan yang diperoleh GSI digunakan kembali untuk tujuan sosial, seperti memberikan PCR gratis untuk yang tidak mampu, nakes, ataupun orang-orang di Wisma Atlet. Mereka bahkan juga membantu Kemenkes untuk melakukan genome sequencing secara gratis untuk mendeteksi varian Delta. Model ini lebih sustainable karena tidak mengandalkan donasi," jelas Septian, dikutip dari Detik News.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru