Pfizer Izinkan Produksi Pil COVID-19 Generik untuk Negara Berpenghasilan Rendah
AP Photo/Mark Lennihan
Dunia

Kesepakatan antara Pfizer dan MPP bertujuan untuk membuat pil itu tersedia di beberapa negara termiskin, yang mana posisinya menyumbang sekitar 53 persen dari populasi dunia.

WowKeren - Pfizer dan Medicines Patent Pool (MPP) pada Selasa (16/11) telah menandatangani perjanjian terkait pil antivirus COVID-19. Perjanjian ini memungkinkan pil antivirus untuk mengobati COVID-19 didistribusikan secara lebih luas di negara-negara berpenghasilan rendah.

Seperti diberitakan sebelumnya, penelitian telah menunjukkan bahwa pil Paxlovid, yang diberikan dengan obat lama yang disebut ritonavir, memiliki tingkat efektivitas hingga 89 persen dalam mengurangi risiko kematian akibat COVID-19 dan rawat inap pada pasien berisiko tinggi.

Perjanjian tersebut akan memungkinkan MPP yang didukung PBB untuk mendistribusikan pil dengan memberikan lisensi untuk produksi generik. Saat ini, pil tersebut masih menunggu otorisasi untuk penggunaan darurat.

Kesepakatan itu bertujuan untuk membuat pil itu tersedia di beberapa negara termiskin, yang mana posisinya menyumbang sekitar 53 persen dari populasi dunia. Albert Bourla, Ketua dan Chief Executive Officer Pfizer, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus menghadirkan terobosan ilmiah dalam mengakhiri pandemi. Mereka yakin pil buatannya mampu memainkan peranan penting untuk itu.


"Pfizer tetap berkomitmen untuk menghadirkan terobosan ilmiah guna membantu mengakhiri pandemi ini bagi semua orang," ujarnya. "Kami percaya perawatan antivirus oral dapat memainkan peran penting dalam mengurangi keparahan infeksi COVID-19, mengurangi beban pada sistem perawatan kesehatan kami, dan menyelamatkan nyawa."

Perjanjian tersebut mencakup negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di Afrika Sub-Sahara, serta negara-negara yang telah beralih ke pendapatan menengah atas dalam lima tahun terakhir. Pfizer mengatakan tidak akan mengklaim royalti atas lisensi pil tersebut.

"Pfizer tidak akan menerima royalti atas penjualan di negara-negara berpenghasilan rendah," kata perusahaan. "Dan selanjutnya akan mengabaikan royalti atas penjualan di semua negara yang tercakup dalam perjanjian."

Pfizer telah meminta otorisasi penggunaan darurat untuk Paxlovid, yang dikembangkan dengan Ridgeback Biotherapeutics, dari Food and Drug Administration. Merck juga telah mengembangkan obat pengobatan virus corona, molnupiravir, yang juga sedang ditinjau federal.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait