Malaysia Laporkan Kasus Varian Omicron Pertamanya
Unsplash
Dunia

Sampel tersebut berasal dari seorang mahasiswi asing asal Afrika Selatan yang belajar di sebuah perguruan tinggi swasta di Ipoh, Perak, yang tiba di Malaysia melalui Singapura pada 19 November 2021 lalu.

WowKeren - Malaysia telah mengumumkan kasus COVID-19 Varian Omricon pertamanya pada Jumat (3/12) hari ini. Menurut Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin, sampel tersebut dinyatakan sebagai Varian Omricon pada Kamis (2/12) melalui tes pengetikan genom.

Sampel tersebut berasal dari seorang wanita asing yang tiba di Malaysia melalui Singapura pada 19 November 2021 lalu. Wanita berusia 19 tahun tersebut merupakan seorang mahasiswi asing asal Afrika Selatan yang belajar di sebuah perguruan tinggi swasta di Ipoh, Perak.

Mahasiswi tersebut tidak menunjukkan gejala dan telah menyelesaikan masa karantina 10 harinya. Semua kontak dekat mahasiswi tersebut telah diuji dan dinyatakan negatif COVID-19. Ia juga telah menjalani karantina di apartemennya di Ipoh.

"Pada 29 November kami memanggilnya lagi dan menguji semua kontak dekatnya dan semuanya negatif dan tidak menunjukkan gejala," ungkap Khairy dalam konferensi pers pada Jumat hari ini.


Menurut Khairy, contact tracing yang ketat telah dilakukan terhadap kontak dekat mahasiswi tersebut. Termasuk mereka yang satu pesawat dengannya.

Lima orang yang menumpangi bus yang sama dengan pelajar tersebut juga menjalani pemeriksaan sebanyak dua kali. Kedua tes tersebut menunjukkan hasil negatif. Adapun perjalanan bus dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) ke Ipoh diatur oleh pihak universitas.

Khairy mengatakan bahwa deteksi Varian Omricon ini merupakan bukti bahwa pelacakan, pelacakan kontak dan tindakan karantina yang dilakukan kementerian bekerja dengan baik. "Tidak ada lonjakan infeksi di Ipoh atau Perak sejauh ini," paparnya.

Sebelumnya, Singapura juga telah mendeteksi dua kasus Varian Omicron di negaranya. Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, kedua kasus Varian Omicron tersebut diisolasi setibanya di Singapura pada 1 Desember, dan tidak berinteraksi di masyarakat.

Saat ini tidak ada bukti penularan komunitas dari kasus-kasus ini, kata Kemenkes Singapura. Kedua orang yang terinfeksi saat ini dalam pemulihan di bangsal isolasi di Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID). Keduanya sudah divaksinasi lengkap, dan memiliki gejala ringan batuk dan tenggorokan gatal.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait