Get Healthy : Bukan Karena Lemak, Coach Diet Ini Bongkar Penyebab dan Cara Atasi Gemuk Air!
Dokumentasi Magda
Health

Gemuk tidak hanya disebabkan karena timbunan lemak. Jumlah air yang tersimpan di dalam tubuh juga bisa menyebabkan gemuk. Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan lengkap Magdalena Susanto berikut ini.

WowKeren - Tubuh gemuk ternyata tidak hanya disebabkan karena timbunan lemak. Jumlah air yang tersimpan di dalam tubuh juga bisa menaikkan berat badan seseorang. Hal ini disebabkan karena adanya retensi cairan pada tubuh atau dikenal dengan sebutan gemuk air. Dalam keadaan ini, tubuh akan mengikat air secara berlebihan. Akibatnya, seseorang bisa mengalami pembengkakan di bagian tubuhnya.

Peristiwa gemuk air ini juga pernah dialami oleh Magdalena Susanto. Coach diet berusia 23 tahun ini masih sering mengalami pembengkakan di beberapa bagian tubuh meski sudah rutin berolahraga dan menerapkan pola makan sehat.


Photo-INFO

TikTok/tanyacoachmada


Awalnya, Magda memulai perjalanan hidup sehatnya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Saat itu, ia tidak punya masalah dengan kelebihan berat badan. Hanya saja, ia merasa perutnya sangat buncit. Hal inilah yang membuatnya ingin hidup lebih sehat, bukan sekedar langsing.

Lebih dari 10 tahun menerapkan pola hidup sehat, Magda berhasil mempertahankan berat badannya. Meski demikian, perjalanan Magda tentu tidak mudah. Beberapa kali, perut buncitnya masih sering mengganggu. Berkat ilmu yang dipelajari, ia akhirnya menyadari bahwa buncit yang dialami bukanlah akibat dari penumpukan lemak melainkan karena retensi cairan.

Kepada WowKeren untuk rubrik Get Healthy, Magda pun secara khusus mengedukasi masyarakat tentang penyebab dan cara mengatasi gemuk air. Penasaran seperti apa? Simak penuturan Magda berikut ini.

(wk/yoan)

1. Pembengkakan Area Tubuh Sebagai Indikasi Gemuk Air


Pembengkakan Area Tubuh Sebagai Indikasi Gemuk Air
pexels/Andres Ayrton

Sebelum membahas cara mengatasi gemuk air, ada baiknya kita mengenali terlebih dahulu tanda-tanda tubuh mengalami retensi cairan. Menurut Magda, tanda paling umum saat tubuh mengalami retensi cairan adalah terjadinya pembengkakan di area perut, lengan, hingga jari. Selanjutnya, pada sebagian orang juga akan muncul lekukan-lekukan di beberapa bagian kulit.

"Lekukan di kulit bisa kita tes dengan cara menekan kulit kita. Jika bekas tekanannya masih terlihat selama beberapa detik, itu biasanya tanda mengalami retensi cairan," beber Magda. "Selain itu, cirinya yaitu perut buncit atau kembung, seperti yang saya alami. Jadi tiba-tiba bloating (kembung) perutnya."

Meski menyebabkan pembengkakan di bagian tubuh tertentu, gemuk air tidak memiliki efek yang buruk untuk kesehatan. Hanya saja, lekukan dan gelambir pada tubuh sering menimbulkan efek tidak nyaman.

2. Gemuk Air Vs Gemuk Lemak


Gemuk Air Vs Gemuk Lemak
pexels/Andres Ayrton

Berbeda dengan gemuk air, gemuk lemak justru memiliki efek buruk untuk kesehatan. Beragam penyakit kronis seperti diabetes hingga kanker bisa disebabkan karena gemuk lemak. Karena itulah, seseorang harus bisa membedakan apakah tubuhnya gemuk air atau lemak. Magda menyebut bahwa perbedaan keduanya bisa dilihat dari jangka waktu kenaikan berat badan.

"Saya yakin banyak orang mengalami berat badan naik dalam waktu yang singkat. Biasanya, setengah sampai satu kilogram dalam waktu satu malam. Kalau seperti ini, pasti kenaikannya dari retensi cairan, bukan lemak," jelas Magda. "Karena untuk menaikkan murni lemak sebesar satu kilogram, kita butuh kelebihan 7.000 kalori. Tapi, kalau dalam satu hari naiknya satu kilogram, sedangkan kita enggak konsumsi kelebihan kalori, itu berarti retensi cairan."

Biasanya, seseorang yang mengalami gemuk air memiliki tekstur tubuh lebih empuk atau bergelambir. Keadaan ini disebabkan karena di dalam tubuhnya terjadi penumpukan air. Menurut Magda, penumpukan air lebih mudah dihilangkan dibandingkan dengan lemak.

"Kalau gemuk air atau buncitnya karena retensi cairan, itu cepat dan gampang sekali menghilangkannya, dibandingkan dengan gemuk lemak," jelas Magda. "Kalau mau tahu lebih akurat buncitnya karena air atau lemak, gunakan timbangan tanita. Dari situ akan terlihat massa otot dan lemak perut. Kalau cairan di tubuhnya lagi tinggi banget tapi lemak perutnya rendah, berarti buncitnya memang karena retensi cairan."

3. Mencukupi Kebutuhan Minum Air Putih


Mencukupi Kebutuhan Minum Air Putih
pexels/Igor Starkov

Salah satu cara sederhana yang dilakukan Magda untuk mengatasi retensi cairan adalah dengan mencukupi kebutuhan air putih. Meski demikian, masih banyak orang yang salah kaprah mengartikan gemuk air dengan menghindari minum air putih. Padahal, kurang minum justru membuat tubuh semakin banyak menahan air.

"Salah satu cara untuk mengatasi yaitu dengan cukup minum air putih, bukan berlebihan. Rumus untuk air putih yang dibutuhkan sehari-hari itu berat badan kita dibagi 20," ungkap Magda. "Misalnya, saya beratnya 60 kilogram, saya bagi 20. Jadi, tiga liter satu hari. Jangan sampai seukuran badan saya, minum delapan liter. Nah, itu berlebihan dan bisa retensi cairan nanti."

Kelebihan cairan dalam tubuh bisa disebabkan karena beberapa faktor. Salah satunya adalah ketika seseorang mengikuti tren-tren diet yang viral di media sosial. Karena itu, Magda berpesan agar mencari ilmu terlebih dahulu sebelum menerapkannya.

"Jadi, jangan sekedar ikut tren diet-diet sembarangan. Ada yang diet cuma minum air putih tiap hari, enggak makan apapun. Nah, itu karena kurang ilmu," ujar Magda "Setelah tahu tujuannya adalah hidup sehat, carilah ilmu. Setelah tahu ilmunya, diterapkan dengan konsisten."

4. Membatasi Makanan Tinggi Natrium


Membatasi Makanan Tinggi Natrium
pexels/Robin Stickel

Selain kebutuhan air putih, kondisi lain yang menyebabkan gemuk air adalah terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi natrium. Pasalnya, natrium memiliki sifat mengikat air. Semakin banyak natrium yang menumpuk, maka semakin banyak air yang diikat oleh tubuh.

"Terlalu banyak makan makanan yang asin bisa membuat tubuh kita mudah mengikat air atau cairan. Jadi, kurangi natrium, makanan yang terlalu asin, terus junk food," tutur Magda. "Hindari juga makanan olahan. Karena makanan olahan yang frozen itu biasanya pakai tinggi natrium makanya bisa awet."

Agar kondisi gemuk air tidak semakin parah, seseorang harus benar-benar membatasi konsumsi makanan yang mengandung natrium. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan pola makan yang sehat.

5. Mengurangi Konsumsi Karbohidrat


Mengurangi Konsumsi Karbohidrat
pexels/Anthony Shkraba

Tidak hanya natrium, mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung karbohidrat juga meningkatkan risiko terjadinya gemuk air. Sebab, kelebihan karbohidrat akan memicu tubuh untuk menyimpan lebih banyak air.

"Kalau berlebihan (karbohidrat), maka kelebihannya akan disimpan menjadi glikogen. Setiap gram glikogen disertai dengan 3 gram air. Kalau gram glikogennya bertambah, maka air yang ditumpuk makin bertambah," papar Magda. "Jadi, cara yang paling cepat untuk mengurangi gemuk air adalah dengan mengurangi konsumsi karbohidrat."

Meski demikian, Magda menyebut bahwa karbohidrat masih dibutuhkan oleh tubuh. Karena itu, ia tetap mengonsumsi karbohidrat dalam batas wajar.

"Saya itu paling suka sama roti. Ketika saya konsumsi terlalu banyak roti, saya langsung bloating (kembung)," lanjut Magda. “Jadi, saya kurangi konsumsi karbohidrat pelan-pelan tapi enggak menghindari. Karena natrium dan karbohidrat dua-duanya sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jadi, memang dibatasi sesuai yang dibutuhkan saja."

6. Gemuk Air Menjelang Periode Menstruasi


Gemuk Air Menjelang Periode Menstruasi
pexels/Olya Kobruseva

Gemuk air pada wanita juga bisa terjadi karena periode menstruasi. Menjelang menstruasi, bagian perut seseorang bisa mendadak buncit dan mengalami kenaikan berat badan.

"Ketika mendekati menstruasi (PMS), teman-teman bisa mengalami retensi cairan. Karena saat itu, hormon membuat tubuh kita menahan air lebih banyak. Jadi, wajar sebenarnya cewek kalau PMS perutnya agak buncit padahal enggak makan apa-apa. Itu cairan yang ditahan. Jadi, bukan gemuk mendadak," jelas Magda.

Magda menyadari jika gemuk air menjelang menstruasi adalah sebuah proses yang alami. Saat periode menstruasi sudah berakhir, maka berat badan pun akan kembali seperti semula.

"Tidak ada yang bisa saya perbuat karena bloating saat PMS adalah proses yang alami. Jadi, saya diamkan saja dan jangan stres. Karena stres itu memperparah," ujar Magda. "Sebenarnya, retensi cairan ini bukan satu hal yang serius, bukan penyakit juga, namun kenapa edukasi seperti ini itu penting, karena sering kali kita merasa enggak nyaman saja."

7. Bebas Gemuk Air dengan Rutin Berolahraga


Bebas Gemuk Air dengan Rutin Berolahraga
pexels/JESHOOTS.com

Selain menjaga pola makan, cara lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi gemuk air adalah rutin berolahraga. Olahraga akan membantu tubuh mengeluarkan cairan-cairan yang tidak perlu dalam bentuk keringat.

"Ketika kita olahraga, tubuh akan mengeluarkan cairan keringat. Jadi otomatis, hal yang sangat mudah untuk mengurangi retensi cairan yaitu dengan mengeluarkan cairan," papar Magda. "Selama olahraga, tubuh juga memindahkan banyak air. Air yang berlebihan disumbangkan ke otot. Jadi, bisa membantu mengurangi air di luar sel dan mengurangi tampilan gelambir yang diakibatkan adanya retensi cairan."

Magda memilih kardio dengan HIIT (High Intensity Interval Training) sebagai olahraga terbaik untuk mengatasi gemuk air. Meski demikian, pada dasarnya semua jenis olahraga adalah pilihan yang baik apabila dilakukan secara konsisten.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru