Mengenal Imposter Syndrome, Kondisi Mengkhawatirkan yang Lekat dengan Kehidupan Masyarakat
Pexels/Alex Green
SerbaSerbi

Imposter syndrome adalah kondisi psikologis ketika seseorang sering meragukan dirinya sendiri. Karena itulah sindrom ini sangat lekat dengan kehidupan masyarakat.

WowKeren - Pernahkah kalian mendengar istilah imposter syndrome? Meski cukup asing, istilah ini ternyata cukup lekat dengan kehidupan masyarakat terutama kaum muda yang memasuki life quarter crisis.

Secara umum, imposter syndrome adalah kondisi ketika seseorang merasa tidak percaya diri dalam berbagai hal seperti pendidikan, pekerjaan maupun prestasi. Karena itulah mereka sering merasa was-was dan memandang rendah dirinya sendiri.

Imposter syndrome juga dapat disebut sebagai sindrom penipu karena istilah ini menggambarkan kondisi psikologis seseorang yang seringkali meragukan dirinya sendiri. Mereka bahkan merasa tidak pantas untuk meraih kesuksesan atau pencapaiannya saat ini.

Orang yang mengalami imposter syndrome akan merasa bahwa dirinya tidak secerdas atau sehebat orang lain. Perasaan ini biasanya diiringi dengan ketakutan bahwa suatu hari nanti jati dirinya akan terungkap dan dia akan dianggap sebagai penipu oleh orang-orang di sekitarnya.


Selain itu, mereka yang mengalami sindrom ini akan merasa bahwa pencapaiannya adalah sebuah kegagalan. Bahkan jika itu membuahkan hasil, mereka akan menganggapnya sebagai keberuntungan belaka.

Meski terdengar asing, sindrom ini ternyata sangat sering terjadi. Menurut artikel yang diterbitkan oleh International Journal of Behavioral Science, sekitar 70 persen orang di dunia pernah mengalami sindrom ini.

Penelitian lain menunjukkan bahwa imposter syndrome paling sering dialami oleh wanita yang sukses dan berprestasi. Karena itulah konsep ini pada awalnya diperkenalkan untuk menggambarkan wanita berprestasi yang memiliki kepercayaan diri yang rendah.

Seiring berjalannya waktu, sindrom ini bisa mempengaruhi siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin maupun latar belakang sosial dan ekonomi. Bahkan ada penelitian yang menjelaskan bahwa laki-laki menunjukkan reaksi lebih parah seperti peningkatan kecemasan atau stres.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang imposter syndrome, tim redaksi WowKeren akan memberi penjelasan lebih lanjut tentang penyebabnya. Langsung saja yuk simak informasi selengkapnya berikut ini:

(wk/eval)

1. Pola Asuh Orangtua


Pola Asuh Orangtua
Pexels/Kindel Media

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang mengalami imposter syndrome. Pertama adalah pola asuh orangtua yang cenderung mengutamakan pencapaian dan prestasi.

Gaya pengasuhan yang terlalu menuntut anak untuk mencapai ini-itu bisa berdampak buruk pada psikologisnya di masa depan. Sikap perfeksionis orangtua bisa membuat anak kesulitan untuk meminta bantuan kepada orang lain, sehingga dia akan mengembangkan perasaan rendah diri.

2. Lingkungan yang Kompetitif


Lingkungan yang Kompetitif
Pexels/Yan Krukov

Lingkungan akademik maupun dunia kerja yang kompetitif juga bisa menjadi penyebab munculnya imposter syndrome. Hal ini biasanya muncul seiring dengan adanya tekanan untuk mencapai atau memperoleh sesuatu.

Ketika seseorang berada di lingkungan yang kompetitif, dia cenderung fokus pada pencapaian orang lain daripada dirinya sendiri. Akibatnya, dia akan memandang rendah pencapaiannya dan selalu merasa bahwa semua itu hanyalah keberuntungan.

3. Sifat Perfeksionis


Sifat Perfeksionis
Pexels/Artem Podrez

Faktor berikutnya yang bisa memicu imposter syndrome adalah sifat perfeksionis. Sifat ini memainkan peran penting dalam sindrom penipu karena mereka yang mengalaminya akan menetapkan standar tinggi yang terkadang tidak realistis.

Alhasil, mereka akan bekerja dengan sangat keras lebih dari yang seharusnya agar tak ada orang yang menyadari bahwa dirinya adalah seorang "penipu". Bekerja keras memang baik, namun jika dilakukan secara berlebihan justru dapat meningkatkan tekanan dan gangguan mental.

4. Kebutuhan Validasi dari Lingkungan


Kebutuhan Validasi dari Lingkungan
Pexels/Yan Krukov

Imposter syndrome didorong oleh keinginan untuk mempertahankan reputasi profesional yang positif, sehingga mereka yang mengalami kondisi ini cenderung membutuhkan validasi dari lingkungan. Karena alasan itu, mereka selalu ingin diterima, disukai dan dihormati oleh orang-orang di sekitarnya .

Sayangnya, orang dengan sindrom ini sering berjuang dengan rasa malu dan kepercayaan diri yang rendah. Mereka akhirnya menarik diri dari lingkungan dan tidak dapat memvalidasi diri mereka sendiri.

5. Kepribadian


Kepribadian
Pexels/Andrea Piacquadio

Beberapa tipe kepribadian terkait dengan perasaan tertekan, ragu dan merasa gagal juga bisa menyebabkan imposter syndrome. Terutama saat seseorang mengalami stres berlebihan yang bahkan tidak terkait dengan pekerjaan.

Selain itu, kepribadian lain yang mungkin berperan adalah neurotisisme. Neurotisisme berkaitan dengan tingginya perasaan tidak aman, cemas, ketegangan hingga rasa bersalah. Hal-hal ini akhirnya akan membuat penderita imposter syndrome merasa lebih rendah diri dan tidak mampu mencapai sesuatu.

6. Tanggung Jawab Baru


Tanggung Jawab Baru
Pexels/Andrea Piacquadio

Menerima tanggung jawab baru juga bisa menjadi pemicu terjadinya imposter syndrome. Kebanyakan dari mereka akan merasa tidak layak mendapatkan kenaikan jabatan atau gaji karena kepercayaan diri yang rendah.

Pada umumnya, mereka memiliki kekhawatiran tidak dapat memenuhi harapan yang diberikan oleh atasan atau merasa tidak akan cocok dengan rekan kerja. Meski bisa memudar, perasaan ini terkadang bisa memburuk saat mereka gagal menerima dukungan dan dorongan dari orang lain.

7. Rasa Kepemilikan


Rasa Kepemilikan
Pexels/RODNAE Productions

Orang-orang dengan imposter syndrome cenderung takut berbaur karena memiliki bahasa, etnis, agama, jenis kelamin hingga latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda. Mereka menciptakan prasangka bahwa "mereka tidak akan diterima karena perbedaan" tersebut. Jika sudah demikian, mereka cenderung menutup pergaulan dan merasa dikucilkan terutama saat tidak ditanggapi oleh orang lain.

Nah itu dia beberapa hal yang berkaitan dengan imposter syndrome. Dalam artikel selanjutnya, WowKeren akan menjelaskan beberapa tipe imposter syndrome dan tips yang bisa kalian lakukan untuk mengatasinya. Stay tune ya.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait