Sri Mulyani Ketar-Ketir Pariwisata RI Ikut 'Terinfeksi' Virus Corona
Nasional

Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan apabila sektor pariwisata sudah merasakan dampak wabah virus ini, maka selanjutnya laju perekonomian nasional harus diwaspadai.

WowKeren - Penyebaran virus Corona yang pertama kali ditemukan Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, memang mengkhawatirkan. Kekhawatiran terhadap wabah ini bahkan telah mencapai Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani misalnya, khawatir wabah virus Corona akan ikut "menginfeksi" sektor pariwisata dalam negeri. Pasalnya, Tiongkok adalah salah satu negara penyumbang wisatawan mancanegara besar bagi Indonesia.

Dengan mewabahnya virus ini, pemerintah Tiongkok pun melarang penduduknya untuk bepergian ke luar negeri. Hal ini pun dapat mempengaruhi sektor pariwisata dalam negeri. "Sektor pariwisata (Indonesia) akan terpengaruh dan ini mungkin harus diwaspadai," tutur Sri Mulyani dilansir CNN Indonesia pada Kamis (30/1).

Meski demikian, Sri Mulyani sendiri mengaku belum bisa memperhitungkan seberapa besar dampak wabah virus Corona terhadap penurunan pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia. Sri Mulyani hanya menekankan apabila sektor pariwisata sudah merasakan dampaknya, maka selanjutnya laju perekonomian nasional harus diwaspadai.

"Karena sektor pariwisata sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi di Indonesia," jelas Sri Mulyani. "Kami andalkan terutama destinasi pariwisata 2020."


Dengan begitu, Sri Mulyani menilai Indonesia perlu terus menggencarkan promosi wisata nasional ke negara lain. Promosi tersebut harus dilakukan demi menggantikan penurunan kunjungan wisatawan Tiongkok.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menuturkan bahwa wabah virus ini akan menekan laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok di kuartal I 2020. Namun, Sri Mulyani tak pesimis soal laju ekonomi Tiongkok di kuartal-kuartal selanjutnya.

"Karena China sebagai suatu negara yang selalu bisa memobilisasi instrument policy-nya pada saat mereka ingin melakukan tujuan tertentu," terang Sri Mulyani. "Jadi kuartal I tidak akan terlalu bagus dari domestic demand, tapi terhadap keseluruhan tahun, tergantung dari respons mereka di kuartal selanjutnya."

Sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat, perubahan permintaan domestik Tiongkok pun disebut Sri Mulyani perlu diwaspadai. Sayangnya, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut belum bisa meramalkan sejauh apa potensi dan dampak penurunan permintaan domestik Tiongkok ke negara mitra dagangnya di kawasan Asia, termasuk Indonesia.

"Untuk region, Asia dalam hal ini saya rasa kami masih melihat dalam bentuk yang sporadis," pungkas Sri Mulyani. "Jadi kami akan melihat saja, kewaspadaan tentu melihat bagaimana pola waktu SARS sempat terjadi."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru