Pandemi COVID-19 di Inggris Picu Kelangkaan Obat-Obatan Terlarang, Pertanda Baik?
Dunia

Diterapkannya lockdown di Inggris saat pandemi corona rupanya membuat pasokan obat-obatan terlarang (narkoba) menjadi langka. Lantas apakah hal tersebut merupakan kabar baik untuk negara tersebut?

WowKeren - Pemberlakukan lockdown di Inggris rupanya menimbulkan sejumlah dampak. Seperti yang diketahui negara yang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II itu mengambil langkah tersebut agar menekan jumlah penyebaran virus COVID-19.

Diketahui, akibat berlakukannya lockdown ini membuat pasokan obat-obatan terlarang menjadi berkurang. Namun, para ahli obat-obatan justru menyuarakan kekhawatirannya lantaran banyaknya pengguna narkoba yang justru beralih ke alternatif lain yang lebih berbahaya.

Pengurangan perjalanan global, peningkatan penjagaan di perbatasan dan perlambatan pergerakan di Inggris telah mengakibatkan penurunan pasokan obat-obatan terlarang, termasuk heroin dan rempah-rempah racikan obat. Dilansir The Guardian, tercatat penurunan pasokan obat-obatan tersebut.

Namun, para ahli memperingatkan bahwa sedikitnya pasokan obat-obatan terlarang itu di jalanan tidak membuatnya terdengar sebagai kabar positif. Karena banyak pengguna narkoba yang kini beralih ke alternatif berkekuatan tinggi seperti benzodiazepin.

Bila pengguna heroin menggunakan fentanyl maka obat tersebut akan mematikan karena efeknya yang lebih kuat dari heroin sebesar 50 hingga 100 kali. Beberapa waktu terakhir tercatat peningkatan jumlah kematian karena penyalahgunaan narkoba.

Berkurangnya pasokan juga mengarah pada kenaikan harga beberapa zat, termasuk ganja, dan penurunan kemurnian zat-zat lain. Pasalnya, para pedagang justru akan mencampurkan bahan kimia lainnya yang menimbulkan efek sama tanpa mengurangi keuntungan yang diperoleh.

Dr Rachel Britton, direktur farmasi obat-obatan, alkohol, dan kesehatan mental badan amal We Are With You yang menjalankan 80 layanan perawatan obat di seluruh Inggris dan Skotlandia, mengatakan bahwa adanya wabah corona mempengaruhi pasokan obat-obatan terlarang.


“Meskipun sedikit narkoba di jalanan mungkin tampak seperti hal yang baik, apa yang menggantikannya biasanya lebih berbahaya," ujarnya. "Kita tahu kemurnian banyak obat menurun karena pedagang menggantinya dengan zat yang berbeda untuk menambah jumlah mereka. Artinya orang-orang tidak tahu apa yang mereka gunakan sehingga menimbulkan peluang peningkatan overdosis.

"Kami juga mendengar laporan bahwa untuk menebus kekurangan obat-obatan seperti heroin dan rempah-rempah, sejumlah besar benzodiazepin berkekuatan tinggi telah memasuki pasar," sambungnya. "(Zat ini) bahkan lebih kuat dari diazepam normal."

Kekhawatiran utamanya adalah bahwa pengguna heroin dapat beralih ke fentanyl obat opioid yang kuat sebagai alternatif. Bahkan sudah ada laporan peningkatan kematian di Inggris yang disebabkan oleh obat ini sebelum pandemi corona terjadi.

Dosen senior di bidang adiksi dan kesehatan mental Universitas New York, Ian Hamilton mengatakan fentanyl telah menimbulkan kekacauan di Amerika Utara karena diperkirakan memiliki efek antara 50 hingga 100 kali lebih kuat dari heroin.

"Sebelum terjadi wabah COVID-19, kami tidak memiliki masalah seperti yang dialami Amerika Utara tetapi konsensusnya adalah hanya masalah waktu - dan Covid bisa menjadi krisis yang memicu itu," imbuhnya.

Di Inggris, sebagian besar heroin berasal dari Afghanistan dan sementara beberapa fentanyl telah diproduksi dan dipasok dari Tiongkok di masa lalu, hal ini tidak lagi menjadi masalah. “Masalah tambahan dengan fentanyl adalah bahwa kami tidak lagi bergantung pada Tiongkok karena dapat memproduksinya sendiri," katanya.

Pimpinan pasukan khusus yang menangani narkotika Badan Kejahatan Nasional (NCA), Lawrence Gibbons mengatakan selama Inggris menghadi kejadian yang belum pernah terjadi, NCA tetap berkomitmen untuk tanpa kenal lelah mengejar kelompok-kelompok kejahatan terorganisir yang menghadirkan ancaman paling signifikan ke Inggris, termasuk obat-obatan perdagangan orang tersebut.

"Pekerjaan kami di ruang obat-obatan terlarang tetap menjadi prioritas tinggi dan kami menyadari bahwa para penjahat dapat beradaptasi dengan keadaan yang berubah," lanjutnya. "Kami memantau intelijen dan bekerja dengan mitra untuk memastikan bahwa kami, dan seluruh sistem penegakan hukum, waspada terhadap peningkatan, penurunan, atau bahkan perubahan dalam rantai pasokan obat-obatan dan dapat merespons dengan cepat."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait