Trump Prediksi Jumlah Kematian Akibat COVID-19 di AS Bisa Tembus 150 Ribu Hingga Empat Juta Jiwa
Getty Images
Dunia

Presiden berusia 74 tahun itu tak menutup kemungkinan apabila jumlah korban tewas akibat COVID-19 terus membengkak hingga menyentuh empat juta jiwa jika tidak ada mitigasi untuk mencegah penularan.

WowKeren - Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa jumlah kematian warga Amerika Serikat karena virus corona (COVID-19) bisa menembus 150 ribu orang. Bahkan, Presiden berusia 74 tahun itu tak menutup kemungkinan apabila jumlah korban tewas akibat COVID-19 bisa menyentuh dua hingga empat juta jiwa jika tak ada tindakan pencegahan.

"Itu (kematian akibat COVID-19) bisa naik sampai 150 (ribu jiwa). Itu bisa lebih dari itu. Tapi kita bisa saja kehilangan dua juta sampai empat juta nyawa tanpa tindakan pencegahan," kata Trump dalam sesi wawancara dengan Spectrum News.

Pernyataan Trump ini senada dengan penelitian yang dirilis oleh Imperial College of London pada pertengahan Maret lalu, di mana mereka memperingatkan kemungkinan jumlah kematian di AS akan mencapai 2,2 juta orang jika tidak ada mitigasi untuk mencegah penularan COVID-19.

Sementara itu, peneliti dari Health Institute Harvard memperkirakan jumlah kematian akibat virus corona (COVID-19) di Amerika Serikat mungkin bisa mencapai 200 ribu jiwa pada bulan September mendatang.


"Bahkan jika kita tidak memiliki kasus yang meningkat, bahkan jika kita menjaga keadaan tetap datar, masuk akal untuk berharap bahwa kita akan mencapai 200 ribu kematian sekitar bulan September," tutur Kepala Global Health Institute Harvard, Ashish Jha.

Dalam keterangannya, Jha juga mengatakan bahwa jumlah kematian akan terus meningkat, terlebih lagi dengan adanya pelonggaran lockdown yang terus dilakukan beberapa negara bagian. Padahal, jumlah kasus di negara ini telah mencapai angka 2 juta. "Dan itu baru sampai September. Pandemi tidak akan berakhir pada bulan September," ujar Jha menambahkan.

Hingga saat ini, tingkat orang yang melakukan tes corona di AS tetap pada 5 persen atau lebih rendah selama setidaknya 14 hari. Selain itu sejumlah wilayah seperti New Mexico, Utah, dan Arizona masing-masing melaporkan jumlah kasus meningkat sebesar 40 persen per pekan pada minggu ini. Wilayah Florida dan Arkansas juga menjadi titik pusat penyebaran virus pula.

Kondisi ini menyebabkan kekhawatiran besar di antara Jha dan para ahli lainnya yang mengatakan pihak berwenang melonggarkan pembatasan terlalu dini. Jha mengatakan, hal tersebut dapat dicegah dengan meningkatkan pengujian dan pelacakan kontak, jarak sosial yang ketat, dan penggunaan masker yang tersebar luas.

Sejauh ini, AS sendiri telah mencatatkan lebih dari 2,3 juta kasus COVID-19 dengan angka kematian melampaui 122 ribu jiwa. Sebanyak 1,002,929 pasien dinyatakan sembuh, sedangkan kasus aktif mencapai 1,262,614 jiwa.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru