Sri Mulyani Prediksi Masyarakat Golongan Ini Masih Tertekan Pandemi Hingga Tahun Depan
Nasional

Pemerintah akan terus mengucurkan anggaran perlindungan sosial hingga semester 1 tahun 2021 mendatang yang bersumber dari APBN demi menjaga daya beli masyarakat.

WowKeren - Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi hingga tahun depan masih akan ada banyak kelas menengah rentan miskin yang terdampak pandemi COVID-19. Oleh sebab itu, pemerintah akan terus mengucurkan anggaran perlindungan sosial hingga semester 1 tahun 2021 mendatang.

Hal itu, menurut wanita yang akrab disapa Ani tersebut, perlu diberikan demi menjaga daya beli masyarakat. Jumlah anggaran yang akan dikucurkan pun juga cukup besar.

"Cukup besar karena pada kuartal I atau semester I tahun depan diperkirakan mungkin tekanan terhadap kelompok yang vulnerable juga masih akan sangat besar," ujarnya dalam 'Forum Diskusi Sektor Finansial' yang digelar CNBC Indonesia, Selasa (10/11). "Sambil kami terus mendukung pemulihan dari sisi konsumsi."

Agenda tahun depan tidak hanya seputar pemulihan ekonomi akibat pandemi. Pemerintah juga akan menjalankan formasi struktural dengan implementasi UU Cipta Kerja yang telah disahkan Presiden Joko Widodo belum lama ini.


Pemulihan ekonomi diharapkan tidak hanya bertumpu pada APBN. Sebaliknya, Indonesia harus mampu menciptakan SDM yang berkualitas dan lapangan kerja yang banyak. Dengan begitu, Indonesia bisa terus melangkah maju.

"Tak boleh menggantungkan pada APBN, harus kerja keras pada masalah fundamental, harus menjadi fokus policy kami," ujar Sri Mulyani. "Ini yang akan menentukan Indonesia maju terus ke depan, produktivitas tinggi, lapangan kerja banyak, dan kualitas SDM yang berkontribusi."

Selama ini, berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk memulihkan ekonomi. Mulai dari memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat, membantu UMKM sektoral hingga pemerintah daerah.

Rp 170,2 triliun dari total Rp 244,59 triliun anggaran telah diserap untuk perlindungan sosial. Lalu, anggaran kesehatan realisasinya sebesar 35,23 persen dari total anggaran Rp 84,75 triliun.

Namun, ada satu anggaran yang belum terserap yakni anggaran pembiayaan korporasi dalam jumlah besar. "Insentif usaha terutama di bidang perpajakan kita terus meningkatkan sekaligus juga mengantisipasi terjadinya penerimaan yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan," paparnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait