Diduga Terlibat Dalam Bisnis PCR, Luhut Nyatakan Siap Mundur Jadi Menteri Jika Terbukti Benar
Instagram/luhut.pandjaitan
Nasional

Menko Marives Luhut kini menjadi sorotan lantaran diduga mendapat keuntungan pribadi dalam bisnis tes PCR. Akan tetapi, Luhut sebelumnya diketahui telah membantah hal tersebut.

WowKeren - Sebelumnya, nama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives) Luhut Binsar Pandjaitan diduga terlibat dalam bisnis tes RT-PCR. Akan tetapi, pihaknya telah membantah akan tuduhan mengambil keuntungan dari tes RT-PCR.

Kini, Luhut bahkan menyatakan dirinya siap mundur dari jabatannya sebagai menteri apabila terbukti benar mengambil keuntungan dari tes RT-PCR. Adapun nama Luhut terseret dalam dugaan tersebut lantaran dua perusahaan miliknya itu tercatat itu menanam saham di PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

Adapun nilai saham yang dimiliki oleh perusahaan Luhut yakni PT Toba Sejahtera dan PT Toba Bumi Energi itu mencapai Rp242 juta. Sebagai informasi, PT GSI merupakan perusahaan pengelola laboratorium yang menjalankan bisnis tes PCR di 5 cabang area DKI Jakarta dan sekitarnya.

Dugaan bisnis tes RT-PCR yang melibatkan menteri itu bahkan telah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Adapun mereka adalah Menko Marives Luhut dan Menteri BUMN Erick Thohir.


"Kalau saya terima duitnya (dari bisnis tes RT-PCR), saya resign saja, gampang saja, kok gitu saja repot," ujar Luhut kepada CNN TV pada Jumat (12/11). "Tapi saya tidak melakukan satu apapun. Saya tidak memiliki bisnis terkait dengan itu, dan awalnya bisnis itu dilakukan untuk kepentingan kemanusiaan."

Meski demikian, Luhut tidak memungkiri bahwa terlibat dalam perusahaan yang mengelola laboratorium tes RT-PCR itu bukan merupakan keputusan yang bijak. Apalagi ia saat ini menjadi komandan penanganan pandemi COVID-19 di wilayah Pulau Jawa dan Bali.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan bahwa pada mulanya, pihaknya diminta untuk ikut menyumbangkan sejumlah dana agar bisa membuat harga tes RT=PCR turun. Menurutnya, tidak hanya perusahaannya saja, tetapi ada perusahaan lainnya yakni PT Adaro hingga Indika juga ingin ikut serta memberikan sumbangan.

"Jadi kami sepakat membuat usaha tanpa ada pembagian dividen untuk melakukan tes swab PCR ini, yang bisa 5 ribu sekali putar dalam satu hari," terang Luhut. "Akhirnya saya sepakat ikut menyumbang. Ya sudah selesai, saya tidak tahu lagi kelanjutannya bagaimana, termasuk dananya itu dimasukkan ke dalam PT GSI."

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait