Makin Kewalahan, RS di Belanda Sampai Tolak Pasien Opname Non COVID-19 dan Tunda Kemoterapi
AFP Photo
Dunia

Tingkat keterisian (BOR) rumah sakit di Belanda diperkirakan mencapai 100 persen dalam jangka waktu kurang dari seminggu akibat lonjakan kasus COVID-19. Kini RS sampai menolak pasien opname.

WowKeren - Eropa sedang menjadi titik panas penyebaran kasus COVID-19 hingga memicu diberlakukannya kembali lockdown dan kewajiban memakai masker. Krisis kesehatan yang terjadi sampai menyebabkan beberapa negara kewalahan, termasuk Belanda yang sempat mengirimkan pasien-pasien positifnya ke negara tetangga.

Bukan hanya itu, kini Belanda juga siap menerapkan peraturan pasien reguler yang memerlukan perawatan menginap semalam harus ditolak. Hal ini demi menyediakan lebih banyak ruang bagi pasien COVID-19 yang sewaktu-waktu memerlukan perawatan medis.

Permintaan ini diajukan oleh Asosiasi Rumah Sakit Belanda untuk Perawatan Kritis kepada Menteri Kesehatan Hugo de Jonge. Beberapa rumah sakit pun dilaporkan telah menunda memberikan perawatan kemoterapi hingga transplantasi organ untuk membebaskan lebih banyak ruang di Unit Rawat Intensif (ICU), demikian disampaikan pejabat kesehatan Belanda pada Kamis (25/11).

"Ada rumah sakit di beberapa daerah yang mengurangi penerimaan pasien (di luar COVID-19)," ujar Juru Bicara Asosiasi RS Belanda untuk Perawatan Kritis. "Kita berbicara tentang perawatan yang memerlukan fase opname di RS. Ini berarti ada banyak janji yang harus dibatalkan."


Tingginya tingkat okupansi rumah sakit ini turut disoroti oleh para ahli yang meyakini kapasitas akan benar-benar penuh dalam waktu kurang dari sepekan. Karena itulah diperlukan intervensi termasuk dengan mengendalikan penyebaran virus Corona.

Tim Manajemen Wabah Belanda juga menggelar rapat darurat pada Rabu (24/11) malam untuk membahas kemungkinan aturan lockdown baru. Sedianya aturan lockdown ini diumumkan pada Jumat (26/11) waktu setempat, dan otomatis membuat Belanda menyusul negara-negara Eropa lain seperti Austria.

Padahal cakupan vaksinasi COVID-19 di Belanda telah mencapai 85 persen populasi dewasanya. Namun kasus COVID-19 terus mencapai rekor setiap harinya, dengan yang terakhir mencatatkan sebanyak 23.709 pasien baru dan berarti naik hampir 40 persen dalam sepekan.

Karena itulah pemerintah Belanda berencana mengetatkan pembatasan aktivitas, termasuk untuk mereka yang telah divaksin atau yang baru sembuh dari COVID-19. Rencana ini yang kemudian memicu terjadinya kerusuhan dan 170 lebih orang ditahan karenanya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait