Ahli Ungkap Pasien Varian Omicron di Afrika Selatan Hanya Laporkan Gejala Ringan
Unsplash
Dunia

Para ahli menyatakan bahwa Varian Omicron memang memicu lonjakan tajam kasus COVID-19 di Afrika Selatan, namun jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit relatif sedikit.

WowKeren - Dunia kini tengah mewaspadai COVID-19 Varian Omicron yang ditemukan di Afrika Selatan. Jumlah negara yang telah mengkonfirmasi kasus Varian Omicron pun terus bertambah, termasuk Singapura dan Malaysia yang dekat dengan Indonesia.

Para ahli menyatakan bahwa Varian Omicron memang memicu lonjakan tajam kasus COVID-19 di Afrika Selatan, namun jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit relatif sedikit. Sejauh ini, pasien yang terpapar Varian Omicron dilaporkan hanya mengalami gejala ringan.

Pada Kamis (2/12), Afrika Selatan mencatat 11.535 kasus COVID-19 baru. Sebagian besar berasal dari provinsi Gauteng yang menaungi kota Johannesburg dan Pretoria. Jumlah kasus baru tersebut lima kali lebih tinggi dibanding jumlah kasus satu pekan yang lalu. Tiga perempat kasus baru di Afrika Selatan sekarang merupakan Varian Omicron.

Meski demikian, kematian dan rawat inap sejauh ini meningkat pada tingkat yang jauh lebih rendah. Para ahli pun mengingatkan bahwa masih banyak yang harus dipelajari, tetapi mereka menilai vaksinasi telah mencegah lebih banyak kasus penyakit parah.

"Ada peningkatan penerimaan pasien COVID-19, tetapi tidak sampai ke titik yang kita lihat," tutur Mary Kawonga, seorang dokter yang mengepalai dewan penasehat COVID provinsi, terkait wabah sebelumnya. "Rawat inap meningkat dengan tingkat yang jauh lebih rendah daripada kasus dan pada tingkat yang jauh lebih rendah daripada yang kita lihat di gelombang ketiga."

Hal ini bisa saja disebabkan oleh banyak orang yang terinfeksi masih berusia muda. Mengingat orang yang lebih muda umumnya menunjukkan gejala yang lebih ringan selama pandemi.


Hingga saat ini, baru sekitar satu dari empat orang di Afrika Selatan yang telah menerima vaksinasi lengkap. Namun penerima vaksinasi lengkap ini kebanyakan merupakan kelompok orang tua yang sebagian besar rentan menderita penyakit serius jika mereka terinfeksi.

"Kami percaya jumlah kasus akan meningkat secara eksponensial di semua provinsi di negara ini," kata Anne von Gottberg, pakar di Institut Nasional untuk Penyakit Menular. "Kami percaya bahwa vaksin akan tetap melindungi dari penyakit parah."

Sejauh ini, banyak kasus Varian Omicron yang hanya mengalami gejala ringan seperti sakit kepala atau pilek, dan terkadang tidak bergejala sama sekali. Kekhawatiran atas Varian Omicron ini telah menimbulkan keramaian di klinik dan laboratorium.

Pada Kamis (2/12), lusinan orang berbaris di bawah matahari tengah hari di luar kontainer pengiriman yang diubah menjadi tempat pengumpulan spesimen di depan sebuah rumah sakit swasta di pinggiran kota Sandton yang tinggi di Johannesburg. Banyak orang yang mengantri mengatakan mereka tidak memiliki gejala tetapi telah melakukan kontak dengan orang-orang yang kemudian dinyatakan positif.

Seorang ilmuwan data bernama Darienne Hallas hendak memeriksakan diri usai rekan kerjanya dinyatakan terpapar COVID-19. Hallas mengaku merasa "sangat lelah" dalam beberapa hari terakhir.

"Saya tidak merasa sangat stres karena saya memiliki orang-orang (di sekitar saya) baru-baru ini yang dites positif. Mereka tidak terasa seburuk yang ditakuti," ungkapnya. Hallas menambahkan bahwa Varian Omicron "tidak terdengar seburuk itu di paru-paru".

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait