Gereja di Italia Minta Maaf Usai Sang Uskup Sebut Sinterklas Tidak Nyata di Hadapan Anak-anak
AFP/Attila Kisbenedek
Dunia

Media Italia sebelumnya bahkan melaporkan bahwa Uskup Antonio Stagliano menyebut kostum merah Sinterklas dibuat oleh perusahaan Coca-Cola untuk publisitas belaka.

WowKeren - Sebuah keuskupan Katolik Roma di Sisilia, Italia, meminta maaf usai uskupnya memberitahu anak-anak bahwa Sinterklas tidak ada. Pernyataan sang uskup terkait sosok yang identik dengan Hari Natal tersebut membuat para orangtua marah.

Sebelumnya, media Italia mengutip Uskup Antonio Stagliano yang mengatakan bahwa Sinterklas tidak nyata dalam sebuah festival keagamaan baru-baru ini. Stagliano bahkan dilaporkan menyebut bahwa kostum merah Sinterklas dibuat oleh perusahaan Coca-Cola untuk publisitas.

Menurut Direktur Komunikasi Keuskupan Noto, Romo Alessandro Paolino, sang uskup sebenarnya tidak bermaksud mengomentari bahwa sosok Sinterklas tidak nyata. Stagliano disebut hanya mencoba untuk menekankan arti sebenarnya dari Natal dan kisah Santo Nikolas, seorang uskup yang memberikan hadiah kepada orang miskin dan dianiaya oleh seorang kaisar Romawi.

"Pertama-tama, atas nama uskup, saya mengungkapkan kesedihan saya atas pernyataan ini, yang telah menciptakan kekecewaan pada anak-anak kecil, dan ingin menegaskan bahwa niat Monsinyur Stagliano sangat berbeda," tulis Paolino di halaman Facebook resmi Keuskupan Noto pada Jumat (10/12).


"Imajinasi anak-anak tidak boleh kita hancurkan, tetapi ambil contoh yang baik dan positif bagi kehidupan," lanjutnya. "Jadi Sinterklas adalah citra yang efektif untuk menyampaikan pentingnya memberi, kemurahan hati, berbagi. Tetapi ketika citra ini kehilangan maknanya, Anda melihat Sinterklas alias konsumerisme, keinginan untuk memiliki, membeli, membeli, dan membeli lagi, maka Anda harus menilai ulang dengan memberinya makna baru."

Permintaan maaf Keuskupan Noto ini lantas menuai reaksi pro-kontra. Beberapa orang ada yang menyambut baik upaya uskup untuk berfokus pada makna Natal di agama Katolik.

Namun masih ada beberapa orang yang menyalahkan Stagliano karena dinilai telah mengganggu tradisi dan perayaan keluarga, dan menghancurkan semangat anak-anak. Apalagi situasi pandemi COVID-19 membuat perayaan Natal harus dilakukan dalam keterbatasan.

"Anda adalah contoh bahwa, ketika menyangkut keluarga, anak-anak dan pendidikan keluarga, Anda tidak mengerti apa-apa," tulis salah seorang warganet di kolom komentar akun Facebook Keuskupan Noto.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait