1. Suka Hal Mistis Sampai Jadi Novelis

Sejak kecil, Vasca mengaku sudah memiliki ketertarikan pada hal-hal yang bersifat mistis. Ia pun memutuskan untuk mempelajari dunia psikiatri hingga supranatural. Pengalaman ini pun membuat Vasca akhirnya menjadi seorang penulis novel spesialis genre horor dan thriller, khususnya psychological thriller.

"Dari kecil aku selalu berhadapan dengan hal mistis yang enggak bisa dijawab orang. Ditambah lagi, banyak misteri dalam pikiran dan aku enggak ketemu jawabannya," kenang Vasca. "Akhirnya aku mencoba untuk mendalami psikiatri dan belajar tentang supranatural. Itulah yang membuat aku awalnya tertarik untuk menulis."

Hingga kini, sudah ada sekitar 6-7 judul buku yang ditulis Vasca selama eksis sebagai novelis sejak tahun 2010 silam. Bahkan, saat ini ia mengaku tengah proses merevisi naskah buku terbarunya yang akan segera terbit berjudul "Bali Murder".

"Memang pekerjaan utamaku menulis novel dari tahun 2010 atau 2009. Kalau yang sudah terbit itu 'Paranoid', 'Don't Tell Me Anything', 'Deja Vu', 'Psycopat Diary', 'Teror Di Kala Senja', terus 'Pulau Terlarang'," jelas Vasca. "Nah, kalau yang baru mau terbit ini 'Bali Murder'. Di novel ini kebetulan sudah hampir selesai tinggal revisi saja."

2. Awal Viral Berkat Konten Penampakan

Vasca mengaku bahwa awalnya tak pernah berencana untuk eksis sebagai konten kreator. Sebab, ia hanya menggunakan TikTok sebagai medianya menghibur diri dan menghilangkan stres. Sampai suatu ketika, salah satu konten yang iseng dibuatnya menjadi viral sampai menjaring jutaan penonton.

"Sebenarnya enggak terlalu direncanakan. Aku lagi suntuk, stres, terus download TikTok dan bikin video untuk menghibur diri sendiri. Pertama kali viral konten penampakan hantu, aku iseng tes algoritma TikTok," jelas Vasca. "Waktu itu, aku lagi senang dandan kuntilanak karena dari dulu hobi mengerjai orang. Tahunya, pas pulang sudah ramai saja, heboh."

Setelah konten penampakannya viral, Vasca kemudian terus aktif membuat konten mulai dari konten drama pendek POV (point of view) hingga zodiak. Sampai akhirnya, ia pun memberanikan diri mengunggah tarot yang saat itu kebetulan sedang dipelajari. Tak disangka, unggahan tarotnya pun mendapatkan banyak sambutan dari penonton.

"Aku bikin konten POV baru setelah itu zodiak. Setelah zodiak kepikiran, aku kan belajar tarot, ya sudah terus aku coba bikin konten (tarot). Awalnya ragu untuk publish, ternyata banyak yang suka, makanya aku jadi lebih rajin," lanjut Vasca. "Itu juga sebagai tes diri sendiri apakah intuisi aku sudah benar dan bacaan aku ini akan sama dengan orang lain."

3. Pelajari Tarot dalam Waktu Singkat

Vasca juga berkisah tentang awal mula ia mempelajari dunia tarot. Saat itu, ia masih di masa berkabung sepeninggal sang suami. Hingga akhirnya, seorang teman lantas mengajak dirinya untuk mempelajari tarot. Hanya dalam waktu 6 bulan sejak awal belajar, Vasca mulai berani tampilkan bakat di media sosial.

"Aku dari dulu suka mengikuti pembacaan tarot. Akhirnya pas aku lagi di masa-masa depresi karena suami meninggal, temanku mengajak. Ya sudah, aku gabung sama temenku dan mulailah belajar baca tarot," beber Vasca. "Saat itu, untuk nulis aku libur dulu, aku fokus di tarot. Karena itu lebih menenangkan hati. Nah, selama 6 bulan itu aku menyimak, ikut program, diajari dan dibimbing."

Menurut Vasca, tarot adalah sesuatu yang sebenarnya bisa dipelajari oleh semua orang. Pasalnya, tidak ada trik khusus ketika membacanya. Hanya saja, seseorang harus benar-benar dalam keadaan tenang dan netral ketika proses pembacaan tarot. Langkah ini dilakukan agar seorang tarot reader bisa lebih detail saat menerjemahkan gambar yang muncul pada kartu tarot.

"Tarot enggak ada pakai trik, cuma kita harus tenang dan terhubung sama energi semesta. Karena kan agak rumit tarot ini. Satu kartu dengan pertanyaan yang berbeda, jawabannya bisa berbeda," ujar Vasca. "Dulu kan awal-awal aku belajar itu malah ilmu yang dipelajari tentang psikoanalisis terus psikiatri. Memang ada hubungan (tarot dan psikologi)."

4. Eksis di FYP Berkat Konten Pengembangan Diri

Sejak konten tarotnya kian disorot penonton, Vasca lantas makin aktif membuat konten. Lewat unggahannya, ia sukses mengurangi beberapa keresahan para penonton lewat hasil bacaan kartu. Hal inilah yang membuat konten tarot tentang pengembangan diri Vasca selalu eksis di FYP (For Your Page) TikTok.

"Yang suka FYP konten tarot tentang pengembangan diri. Karena siapapun di dunia ini butuh kepastian. Kalau melihat itu (konten tarot) jadi sedikit dapat kepastian entah benar atau tidak," ungkap Vasca. "Konten horor dan bertema psikopat juga suka FYP. Karena kalau yang gaib-gaib itu juga seru."

Tak hanya mengunggah konten tarot di TikTok, Vasca juga kerap melakukan pembacaan secara individu. Menurutnya, pembacaan tarot secara individu jauh lebih susah ketimbang pembacaan secara general di TikTok. Pasalnya, pembacaan individu ini mengharuskan dirinya untuk terhubung dengan si penanya dan energi semesta sekaligus. Tak jarang, Vasca juga harus menyelami peta mental dari sang penanya untuk memastikan kejadian yang sesungguhnya. Sebab, beberapa orang kerap kali tidak terlalu jujur.

"Kalau baca (tarot) individu itu masuk masalah dia, energinya dia, dan ke semesta juga. Ditambah juga dengan intiusi kita sendiri. Jadi nyambungnya banyak, lebih rumit. Kalau misal untuk pembacaan global, umum, itu masuknya cuma satu saja, energi semesta," papar Vasca "Untuk pembacaan secara individu, selain menjawab pertanyaan, aku juga melihat peta mental. Beberapa orang tidak jujur sehingga pembacaannya menjadi salah. Perbedaan status bisa menyebabkan perbedaan jawaban antara orang single atau berumah tangga. Jadi, memastikan dia ada di pihak mana dulu."

5. Tantangan Suguhkan Konten Menarik yang Bermanfaat

Vasca menyebut bahwa dalam satu gambar tarot terdapat sekitar kurang lebih 20 kata petunjuk. Karena itulah, seorang tarot reader harus benar-benar mampu menghubungkan situasi dengan kata petunjuk kartu untuk mendapatkan sebuah jawaban.

Di sisi lain, Vasca menyebut bahwa tantangan terbesarnya saat melakukan pembacaan tarot adalah mengatur energi. Ditambah, ia juga kerap kali mengalami masalah saat mengatur pembagian waktu untuk membuat konten di tengah kesibukannya yang lain. Meski demikian, ia tetap bersemangat untuk tampilkan konten yang menarik dan bermanfaat.

"Kalau hambatannya cuma di waktu saja sih. Untuk ide tarot itu sebenarnya enggak kesulitan, cuma mengatur waktu dan energi, paling itu masalahnya," terang Vasca. "Gimana caranya buat sesuatu menarik dan bermanfaat itu juga tantangan."

6. Tips Sukses FYP Ala Vasca Vannisa

Membuat video dengan kualitas gambar yang bagus merupakan salah satu kunci sukses FYP ala Vasca. Meski demikian, hal ini juga harus dibarengi dengan mengikuti arus tren populer dan penyampaian video yang to the point atau tidak bertele-tele.

"Kalau strateginya, gambarnya harus bagus, spontan, dan ikuti tren. Apa yang ingin disampaikan, langsung saja to the point, jangan terlalu panjang dan bertele-tele," saran Vasca. "Paling penting jujur dengan hati dan perasaan, carilah minat yang sesuai sama diri sendiri dan jangan terlalu mikir pendapat orang lain. Setidaknya walaupun enggak FYP, kalian puas dan bahagia."

Vasca juga berpesan agar pastikan membuat konten sesuai dengan minat. Selanjutnya, jangan tunda untuk segera memulai meski hasilnya tidak sempurna. Apapun hasilnya nanti, tetaplah percaya diri dan tidak terlalu memikirkan pendapat orang lain.

7. Rencana Kembangkan Konten Ke Platform Lain

Vasca berharap kedepannya ia bisa memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan Joko Anwar, sang sutradara kondang Indonesia. Tak hanya itu saja, kini ia juga mulai menyiapkan amunisi untuk eksis di YouTube dengan model konten-konten yang baru.

"Kalau target hidup, aku ingin kerjasama sama Joko Anwar, entah sebagai penulis filmnya, atau main horor," ungkap Vasca. "Kalau konten kreator, rencananya mau bikin konten di YouTube tentang misteri di alam semesta yang belum terjawab. Seperti orang hilang misterius, tempat-tempat mengerikan di bumi, pembunuhan atau misteri yang belum terungkap, aku coba ungkap lewat tarot. Sebenarnya sudah bikin lima video, satu baru posting, sisanya enggak sempat mengedit."

Di sisi lain, Vasca menyebut bahwa motivasi terbesarnya membuat konten adalah ingin membuat makin banyak orang lebih bersemangat menjalani hidup. Karena itulah, kini ia terus berupaya untuk aktif menyuguhkan konten-konten terbaiknya.