HITSfluencer : Tommy Teja, Entrepreneur Eksis Yang Bongkar Rahasia-Rahasia Bisnis
Dokumentasi Tommy
Selebriti

Berkat pengalamannya, Tommy Teja sukses membuat konten edukasi bisnis menjadi lebih menyenangkan. Mau tahu seperti apa rahasia sukses Tommy menjadi entrepreneur sekaligus konten kreator? Ini dia selengkapnya!

WowKeren - Berkembangnya dunia media sosial membuat konten-konten yang disajikan oleh para kreator jadi semakin beragam. Tak hanya hiburan, saat ini kalian juga sudah bisa menikmati konten edukasi renyah yang dikemas dengan ringan. Salah satu kreator edukasi yang populer di TikTok adalah Tommy Teja. Pemilik akun TikTok, @tommythings, ini sukses memberikan beragam edukasi bisnis dengan gaya santai dan mudah dipahami.

Baru mulai menggeluti TikTok pada awal tahun 2021 lalu, secara ajaib Tommy sudah berhasil mengumpulkan lebih dari 1,1 juta pengikut. Ditambah, ia juga sukses meraup angka likes sampai 16,4 juta. Berbekal pengalamannya sebagai entrepreneur sejak 2016, Tommy mampu mengeksekusi tips dan edukasi bisnis dengan gaya ala anak muda.


Salah satu konten edukasi bisnis Tommy yang cukup populer adalah saat ia membeberkan strategi marketing dalam memberi nama password WiFi. Dengan kemasan drama pendek yang dikemas santai, para followers yang kebanyakan adalah calon bisnis owner ini jadi lebih paham cara mudah mengaplikasikan strategi marketing. Tak heran, konten yang diunggah pada Maret 2021 ini sudah menjaring lebih dari 6 juta penonton.

Tak hanya aktif di TikTok, Tommy rupanya juga tak segan membagikan edukasi bisnis di Instagram hingga Snack Video. Hingga kini, akun Instagram, @tommyteja, telah tembus lebih dari 105 ribu followers. Tak kalah fantastis, akun Snack Video, @tommythings, juga telah mencuri perhatian hampir 200 ribu pengikut. Luar biasa bukan?

Kepada WowKeren untuk rubrik HITSfluencer, Tommy secara khusus membongkar rahasia suksesnya jadi entrepreneur sekaligus konten kreator. Ingin tahu seperti apa? Ini dia kisah Tommy selengkapnya.

(wk/yoan)

1. Sudah Banyak Rasakan Asam Garam Dunia Bisnis


Sudah Banyak Rasakan Asam Garam Dunia Bisnis
TikTok/tommythings

Perjalanan Tommy berbisnis sudah dimulai jauh sebelum dirinya menggeluti dunia konten kreator. Saat itu, ia membangun brand kain bernama Zalmon Fabric. Alih-alih melakukan penjualan secara offline, Tommy memulai bisnis dengan memanfaatkan media sosial. Berbagai asam garam pengalaman berbisnis pun sudah dicicipi oleh Tommy. Bahkan, di awal ia juga sering menemui beberapa orang yang minta "harga teman".

"Background saya accounting finance. Sempat kerja di bidang finance, tapi saya merasa enggak menemukan passion dan mengekspresikan ide kreatif dengan rutinitas yang saya jalani. Di 2016, saya resign, coba creating something dan jual kain, namanya Zalmon Fabric. Akhirnya jadi full time entrepreneur," kenang Tommy. "Saat mulai bisnis, sering banget orang lain minta 'harga teman'. Kalau saya sebenarnya enggak apa-apa. Balik lagi ke hati nurani kita, mau bantu orang lain atau enggak. Cuma kalau temannya terlalu sering minta diskon, ada hak kita buat say no. Jadi, disesuaikan saja."

Ketulusan Tommy dalam menanggapi permintaan "harga teman" ini pun membuahkan hal yang manis. Makin tahun, bisnisnya pun jadi lebih berkembang mengikuti pesatnya kemajuan media sosial. Puncaknya di tahun 2021 hingga sekarang, ia akhirnya menambah pundi-pundi bisnis dengan membentuk management serta startup konsultasi jurusan kuliah bernama Konsela.

"Di 2021 saya bikin management TikTok, namanya Zando. Di 2022, bikin startup namanya Konsela. Di sana, kita bantu pelajar mencari jurusan dengan kita profit mereka untuk konsultasi dengan orang yang sudah expert. Cuma, mostly benang merahnya adalah media marketing-nya hampir 99% semua menggunakan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan website," sambung Tommy.

2. Kecemplung Jadi Konten Kreator Berkat Bisnis


Kecemplung Jadi Konten Kreator Berkat Bisnis
TikTok/tommythings

Sadar perkembangan media sosial sangat pesat, Tommy mulai melirik TikTok untuk mempromosikan bisnis. Namun setelah mempelajari algoritma TikTok, ia akhirnya memutuskan untuk membuat konten-konten tips dan edukasi bisnis. Hal inilah yang membuat Tommy menambah unsur "things" pada nama akunnya. Tak diduga, video pertamanya di TikTok langsung FYP (For You Page) dan menyedot perhatian lebih dari 100 ribu viewers hanya dalam waktu satu hari penayangan.

"Awalnya saya bikin TikTok buat konten (promosikan) bisnis saya. Karena saya merasa bayar iklan di Google dan Facebook semakin mahal dan kompetitif. Saya lihat TikTok sebagai hal baru di media sosial dan saya pelajari," ujar Tommy "Tapi setelah saya riset, ternyata yang belum masuk ke Indonesia itu adalah personal branding edukasi. Di 11 Januari 2021, saya buat konten pertama kali tentang strategi marketing harga. Di situ kaget banget, dalam sehari langsung 100 ribu viewers."

Tommy lantas dengan sigap memanfaatkan momentum FYP-nya dengan mengunggah lebih banyak konten serupa. Saking semangatnya, ia sampai mengunggah tiga konten dalam satu hari. Tak pelak, konten Tommy pun jadi makin dikenal. Terlebih, pada saat itu masih jarang konten kreator yang fokus pada edukasi, khususnya bisnis.

"Begitu ada (video) yang FYP, langsung di-push lagi dengan konten-konten yang lain. Sehari bisa 3 kali upload dan lumayan cepat growing-nya karena masih sedikit bahkan jarang kreator yang bagikan edukasi bisnis," lanjut Tommy. "Saya ingin bikin konten yang bukan cuma sekedar refreshing tapi sekalian dapat insight baru. Jadi, konten yang bisa bikin orang lebih pintar hanya dari hal-hal kecil. Dan sampai sekarang keterusan karena sudah kadung kecemplung, ya sudah jadi konten kreator."

3. Produktif Jalankan Bisnis dan Konten Sekaligus


Produktif Jalankan Bisnis dan Konten Sekaligus
TikTok/tommythings

Tommy menyebut bahwa sepak terjangnya selama menjadi entrepreneur banyak membantu dalam membuat konten tips dan edukasi bisnis. Tak hanya itu saja, beberapa kali ia juga kerap menghubungkan pengalamannya dengan permasalahan bisnis tertentu. Hal inilah yang membuat konten-konten Tommy jadi mudah relate dengan para penonton.

"Nomor satu pengalaman. Kedua, kejadian yang menimpa customer saya karena dari dulu saya suka berinteraksi dengan mereka. Kalau enggak, dari referensi berita saya sambungkan dengan pengalaman. Karena sekarang bikin konten lebih ke storytelling dan keseharian," terang Tommy. "Paling ideal kalau konten kreator punya bisnis, menggabungkan keduanya. Karena personal branding naik dan semakin banyak exposure mempromosikan produk. Tapi balik lagi, tetap harus memperhatikan value konten. Sekarang pun di konten, saya lebih banyak mempromosikan bisnis saya sendiri."

Hingar bingar dunia perkontenan rupanya tak membuat Tommy lantas meninggalkan kiprahnya di dunia bisnis. Ia selalu berusaha untuk membuat keduanya berjalan dengan beriringan. Menurut Tommy, penguasaan pembuatan konten dapat membantu meningkatkan exposure untuk mempromosikan produk.

4. Rahasia Kemas Konten Bisnis Jadi Ringan dan Menghibur


Rahasia Kemas Konten Bisnis Jadi Ringan dan Menghibur
TikTok/tommythings

Konten tentang bisnis umumnya merupakan materi segmented yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang. Pembahasan terlalu teori hingga durasi video yang panjang menjadi salah satu alasan utamanya. Meski demikian, Tommy sukses membuat video edukasi bisnis yang berdurasi singkat, ringan, namun tetap memiliki manfaat atau value bagi para penontonnya.

Tommy mengungkapkan bahwa salah satu treatment rahasianya saat membuat konten bisnis adalah memastikan materi yang dibawakan tidak terlalu padat. Selain itu, ia juga kerap mengganti istilah-istilah yang terlalu teori dengan bahasa yang lebih familiar. Selain itu, Tommy juga selalu memerhatikan pembawaan saat menyampaikan materi di depan kamera. Dengan gaya pakaian casual, ia selalu menjaga pembawaannya tetap santai dan khas anak muda.

"(Konten) enggak boleh terlalu padat, maksimum 3-5 tips dan spesifik. Yang paling penting itu hook (opening). Biasanya, hook-nya saya bikin clickbait. Jadi, bikin orang penasaran. Misalnya, 'rugi ratusan juta' atau problem-problem entrepreneur lainnya. Atau mungkin, 'tipuan marketing'. Ternyata, tipuan marketing itu ya strategi marketing tapi pakai permainan kata," ungkap Tommy. "Kalau sekarang, lebih banyak pakai animasi. Terus jangan terlalu serius pembawaan di awal. Kalau saya super santai banget. Pakai kaos, di kamar doang, benar-benar fun dan se-anak muda mungkin. Dari cara ngomong juga santai banget karena pemilihan lagu juga yang tren buat joget."

5. Fokus Pada Value, Tak Terpengaruh Angka


Fokus Pada <i>Value</i>, Tak Terpengaruh Angka
TikTok/tommythings

Meski menikmati menjalani dua peran sebagai konten kreator dan entrepreneur sekaligus, Tommy juga mengaku sering merasa kelelahan. Terlebih, jika konten yang sudah dibuat sepenuh hati ternyata tidak mendapat jumlah viewers seperti yang diharapkan. Meski sempat merasa sedih, ia akhirnya perlahan bisa menguatkan diri untuk tidak terlalu terpengaruh pada angka.

"Pasti ada masa viewers-nya enggak naik. Kepikiran, sudah capek bikin konten ternyata yang nonton sedikit. Cuma sekarang saya sudah bisa lebih belajar dan mengingatkan diri sendiri untuk jangan fokus ke jumlah followers dan viewers. Kalau enggak, akhirnya jadi kejar angka dan belum tentu bagus kontennya. Jadi sekarang saya ingin fokus bisa memberi dampak positif buat teman-teman juga," beber Tommy. "Biasanya juga rasa malas dalam artian suntuk. Apalagi, bisnisnya juga pakai sosial media terus masih harus bikin konten. Kadang-kadang capek. Kalau capek di Instagram, ya sudah di TikTok dulu. Yang penting jangan semuanya mati."

Pilihan Tommy untuk tidak lagi terpengaruh pada angka ini ternyata juga memengaruhi pola pikirnya. Karena itulah, saat ia mampu merangkul kreator-kreator baru untuk membentuk networking yang sehat tanpa peduli berapa jumlah pengikutnya.

6. Tips Sukses Berbisnis untuk Pemula


Tips Sukses Berbisnis untuk Pemula
TikTok/tommythings

Bagi kalian yang ingin membangun bisnis, tanamkan terlebih dahulu di mindset bahwa tidak ada yang mudah dan instan. Selanjutnya, pemula harus menguasai produk apa yang akan dijual. Tommy juga mengingatkan bahwa pastikan produk yang dijual memberikan manfaat pada calon pembeli. Selain itu, para calon bisnis owner bisa menentukan target market serta mulai menyusun strategi marketing yang tepat untuk mempromosikan produk.

"Yang pertama kita harus tahu produk apa yang mau dijual. Jangan sampai jualan produk yang enggak kuasai industrinya. Fokus ke produk yang bisa menyelesaikan masalah atau kasih benefit ke orang. Makanya, kita harus riset dulu. Kedua, tentukan target market siapa, umur berapa, dan tinggal di mana," beber Tommy. "Terakhir itu marketing. Sebagus apapun produk, kalau marketing-nya enggak bagus, orang enggak akan tahu produk kita. Makanya, kombinasi produk, target market dan marketing ini harus kita kuasai kalau ingin mulai bisnis."

Selain ketiga hal tersebut, Tommy juga menyarankan para bisnis owner untuk melakukan evaluasi secara berkala tergantung industrinya. Evaluasi ini dilakukan untuk menentukan langkah apa yang sebaiknya diambil jika bisnis tak kunjung memberikan profit. Ditambah, jangan lupa untuk selalu berbagi rezeki dan berbuat amal pada bisnis-bisnis kecil di sekitar.

7. Ingin Bagikan Value Kepada Lebih Banyak Orang


Ingin Bagikan <i>Value</i> Kepada Lebih Banyak Orang
TikTok/tommythings

Sejauh ini, Tommy sudah berhasil membantu banyak orang untuk mempromosikan produknya. Tak heran, kolom komentar di beberapa kontennya sampai dihujani beberapa ungkapan rasa terima kasih dan apresiasi dari followers yang kebanyakan adalah para bisnis owner.

Tommy mengaku langkahnya untuk berbagi manfaat kepada banyak orang tak akan hanya berhenti sampai di konten saja. Bersama management yang dibangunnya, ia ingin mengumpulkan para kreator-kreator yang menyuarakan edukasi untuk makin tumbuh dengan mulai menjalankan bisnis juga.

"Target dalam jangka pendek ini saya ingin mengumpulkan kreator-kreator edukasi yang punya value yang sama buat masuk ke Zando Talent Management. Kita ingin growing as creator juga buat punya bisnis masing-masing. Jadi, ada konten kreator dan bisnis Karena saya yakin industri kreator ekonomi bakal berkembang lebih pesat lagi kedepannya. Jadi, kita memang ingin bikin komunitas yang bisa menghasilkan value lebih lagi dan untuk mendukung kreator ekonomi supaya lebih berkualitas," tutup Tommy.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel