Diteken 6.000 Orang, Petisi Desak Singapura Izinkan Orang Tak Divaksin Masuk Mal Tiba-Tiba Hilang
Dunia

Saat ini, statistik menunjukkan bahwa 85 dari 100 orang di Singapura telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19, dan 83 orang telah divaksinasi penuh per 10 Oktober 2021.

WowKeren - Sebuah petisi mendesak pemerintah Singapura untuk mengizinkan orang-orang yang belum divaksinasi COVID-19 untuk bisa masuk ke mal muncul di situs Change.org sejak 10 Oktober 2021. Petisi ini muncul menyusul pengumuman orang-orang yang belum divaksinasi akan dilarang masuk mal di Singapura mulai 19 Oktober 2021 mendatang.

Dalam waktu dua hari, petisi tersebut telah mengumpulkan lebih dari 6.000 tanda tangan. Namun, petisi tersebut tiba-tiba menghilang pada 12 Oktober tanpa ada indikasi mengapa petisi itu dihapus atas kemauan atau paksaan.

Petisi tersebut menuntut agar mereka yang tidak divaksinasi diizinkan masuk ke mal di Singapura karena "sebagian besar barang dan jasa terkonsentrasi di mal untuk memaksimalkan penggunaan ruang" di "pulau berpenduduk padat" tersebut. Petisi tersebut juga mempertanyakan bagaimana orang-orang yang tidak divaksinasi tak bisa mengakses barang dan layanan penting untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka.

Selain itu, petisi tersebut juga menyoroti keadaan buruk wanita hamil dan menyusui yang tidak divaksinasi dan orang-orang dengan masalah kesehatan yang membuat mereka tak bisa disuntik. Namun petisi tersebut kemudian mengklaim bahwa orang-orang yang divaksinasi bisa membawa viral load lebih tinggi daripada yang tidak divaksin.


Petisi itu juga menyebut adanya bahaya terkait vaksinasi, dan menyinggung soal negara-negara seperti Israel yang telah berurusan dengan ketidakefektifan vaksinasi menyeluruh populasi mereka. "Penjelasan Anda bahwa tindakan Anda yang berbeda adalah untuk melindungi yang tidak divaksinasi semuanya tidak akurat!" tulis petisi yang kini sudah hilang tersebut.

Petisi tersebut bahkan menuduh bahwa Singapura melalui kendaraan investasi negaranya telah banyak berinvestasi di perusahaan farmasi. Hal itu disebut menimbulkan konflik kepentingan untuk memvaksinasi penduduk menggunakan produk yang dikembangkan dan diproduksi oleh perusahaan tersebut, karena secara tidak sengaja membantu keuntungan farmasi yang besar.

Tidak diketahui apakah petisi tersebut telah dihapus oleh pihak pembuatnya, yakni "seorang warga Singapura yang sangat marah dan tertindas" yang diduga bernama Mel Ong. Atau apakah petisi tersebut dihapus karena melanggar persyaratan layanan Change.org.

Melansir Mothership, petisi tersebut tampaknya mendapat dukungan dari 15 persen populasi Singapura yang tidak divaksinasi sepenuhnya, baik karena pilihan mereka sendiri atau karena alasan kesehatan. Saat ini, statistik menunjukkan bahwa 85 dari 100 orang di Singapura telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19, dan 83 orang telah divaksinasi penuh per 10 Oktober 2021.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru