WHO Sebut Lonjakan COVID-19 Akibat Omicron Mulai Menurun di Afrika
AFP/Shiraaz Mohamed
Dunia

Afrika Selatan mencatat peningkatan besar infeksi selama enam minggu terakhir tetapi mencatat penurunan infeksi sebesar 14 persen selama seminggu terakhir.

WowKeren - Varian omicron telah dilaporkan oleh ilmuwan Afrika Selatan pada November 2021 lalu. Namun hanya dalam kurun waktu satu setengah bulan saja, kasus COVID-19 yang melibatkan varian ini telah menyebar ke banyak belahan dunia, tak terkecuali di wilayah Afrika sendiri.

Namun pada Kamis (13/1), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa lonjakan COVID-19 yang didorong oleh varian omicron di Afrika sedang mendatar. Pada Selasa (11/1), ada 10,2 juta kasus COVID-19 di Afrika, lapor WHO.

Sebagaimana diketahui, Afrika Selatan mencatat peningkatan besar infeksi selama enam minggu terakhir tetapi mencatat penurunan infeksi sebesar 14 persen selama seminggu terakhir. Penurunan juga dicatat oleh Afrika Timur dan Tengah, sedangkan Afrika Utara melaporkan peningkatan kasus 12 persen selama seminggu terakhir.

Kematian di Afrika naik 64 persen dalam pekan yang berakhir Minggu, kata WHO. Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa itu menambahkan bahwa kematian selama gelombang omicron tetap lebih rendah dari gelombang pandemi sebelumnya.


Sedangkan tingkat okupansi tempat tidur ICU di benua itu 9 persen, yang ditempati oleh pasien COVID-19. Abdou Salam Gueye, direktur kesiapsiagaan dan tanggap darurat, menurut VOA mengatakan bahwa selain Afrika Utara, Afrika Barat juga mengalami peningkatan kasus.

"Selama seminggu terakhir, kasus mendatar dibandingkan dengan minggu sebelumnya, turun sedikit sekitar koma dua persen," ujarnya. "Infeksi juga menurun di tiga dari lima subkawasan Afrika. Hanya Afrika Utara dan Barat yang saat ini mengalami peningkatan kasus."

Kendati demikian, hal ini bukan berarti waktunya untuk bersantai. Ia mengingatkan agar publik tidak lengah. Pasalnya, data terbaru tersebut dikumpulkan selama liburan, ketika infeksi tampaknya tidak dilaporkan.

Sementara itu, omicron telah menjadi penyebab paling umum dari kasus baru COVID-19 di Afrika Selatan, meningkat dua kali lipat setiap 2,2 hari. Para ahli memperkirakan bahwa penurunan kasus terkait omicron mungkin juga akan menyusul di Amerika Serikat dan Inggris. Hal itu merujuk pada penularan omicron yang sangat cepat.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait