Pimpinan Serbia Kecewa Dengan Hasil Putusan Sidang yang Mendeportasi Novak Djokovic dari Australia
AP Photo/Seth Wenig
Dunia

Drama petenis nomor satu dunia Novak Djokovic soal syarat vaksinasi COVID-19 tampaknya telah berakhir. Pengadialan federal memutuskan Djokovic untuk dideportasi dari Australia.

WowKeren - Sebelumnya, bintang tenis asal Serbia Novak Djokovic telah diputuskan oleh pengadilan federal Australia menolak upaya petenis nomor satu dunia itu untuk memulihkan visanya. Artinya, Djokovic harus dideportasi dan dipastikan tidak akan berpartisipasi dalam ajang Australia Open 2022.

Pendeportasian Djokovic itu lantas mendapat sorotan dari para pemimpin Serbia. Melansir The Guardian, Presiden Serbia mengatakan bahwa Djokovic telah "dilecehkan, tetapi tidak dipermalukan" dan Perdana Menteri menyebut perlakuannya "skandal" ketika negara bintang tenis itu bereaksi keras terhadap deportasinya dari Australia.

Setelah sekitar 11 hari, tiga hakim dengan suara bulat menguatkan keputusan Menteri Imigrasi untuk membatalkan visa Djokovic karena kehadirannya di Australia dinilai dapat berisiko "kerusuhan sipil" dengan memicu sentimen antivaksinasi COVID-19. Dengan begitu, menghilangkan peluang Djokovic untuk memenangkan grand slam ke 21 di Australia.

"Saya pikir keputusan pengadilan itu memalukan. Saya merasa tidak dapat dipercaya bahwa kita memiliki dua keputusan pengadilan yang sepenuhnya bertentangan dalam rentang waktu hanya beberapa hari," tutur Perdana Menteri Serbia, Ana Brnabic kepada wartawan di Beograd, dilansir Senin (17/1).

"Saya kecewa. Saya pikir itu menunjukkan bagaimana aturan hukum berfungsi atau lebih baik dikatakan tidak berfungsi di beberapa negara lain," papar Brnabic. "Bagaimanapun, saya tidak sabar untuk melihat Novak Djokovic di negara kita sendiri, di Serbia."


Dalam sebuah foto yang dirilis, tampak Djokovic mengenaikan masker di ruang tunggu Bandara Melbourne dengan dua pejabat pemerintah berseragam hitam, pergi dengan penerbangan Emirates ke Dubai setelah merilis pernyataan yang mengatakan dia kecewa, tetapi menerima keputusan tersebut.

Sementara itu, Presiden Serbia Aleksandar Vucic menyebut bahwa putusan pengadilan soal pendeportasian Djokovic itu dianggap sebagai lelucon. Ia lantas mengatakan kepada Djokovic bahwa dia harus "kembali ke negaranya, pulang ke Serbia, ke tempat dia akan selalu diterima".

Masih melansir The Guardian, Vucic mengatakan bahwa pihak berwenang Australia mungkin "berpikir mereka mempermalukan Djokovic, pemain terbaik di dunia, dengan pelecehan 10 hari ini, (tetapi) mereka mempermalukan diri mereka sendiri. Dia bisa kembali ke negaranya dengan kepala tegak dan menatap mata semua orang."

"Jika sesuai prinsip, mereka seharusnya mengatakan pemain yang tidak divaksinasi tidak bisa masuk, tetapi mereka tidak mengatakan itu," papar Vucic. "Mereka memberinya pengecualian. Mengapa mereka butuh waktu lama, mengapa mereka memperlakukannya seperti itu, mengapa membuat teater semacam ini."

Vucic lantas menyebut bahwa apabila Djokovic tidak datang dari Serbia akan diperlakukan berbeda. "Jika dia dari negara lain, pendekatannya akan sangat berbeda. Tentu saja orang-orang di sini frustrasi, 90% ada di pihak Novak," tandas Vucic.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait