Ditolak Luhut, Ini Alasan Mahasiswa UI Minta Buka Big Data
maritim.go.id
Nasional

Luhut sebelumnya sempat menyinggung Big Data terkait dengan warganet yang setuju untuk menunda Pemilu 2024. Hal ini lantas memicu reaksi dari para mahasiswa.

WowKeren - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya diketahui sempat menggembar-gemborkan adanya Big Data yang berkaitan dengan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Luhut mengklaim bahwa pihaknya memiliki Big Data yang berisi aspirasi publik di media sosial. Big Data tersebut bahkan diklaim telah memiliki 110 juta rekaman warganet yang melaksanakan Pemilu ditunda.

"Karena begini, kita kan punya Big Data, saya ingin lihat, kita punya Big Data, dari Big Data itu, kira-kira meng-grab 110 juta," ungkap Luhut dalam keterangannya, dilihat Rabu (13/4). "Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 juta lah."

Luhut sendiri diketahui telah menemui mahasiswa yang menggelar demonstrasi saat ia bertemu dengan Rektor Universitas Indonesia (UI) di Kampus Kuning tersebut. Dalam pertemuan tersebut, diketahui terjadi sebuah perdebatan mengenai big data. Seperti yang diketahui, terait dengan penundaan Pemilu 2024 itu membuat para mahasiswa turun ke jalan.


Terkait dengan pengertian Big Data, Penggiat teknologi dan pakar smart city Prof Suhono Harso Supangkat menyebutkan bahwa Big Data adalah kumpulan data yang sangat masif, kompleks dan terus bertambah setiap waktu. Sementara konsep big data sendiri mungkin belum banyak dipahami, namun manfaatnya telah banyak dipahami, namun manfaatnya telah banyak dirasakan, terutama bagi pengguna internet yang setiap saat mengakses secara online.

"Banyak orang belum melihat data itu sebagai modal, dengan data, kita bisa lakukan keputusan-keputusan yang tepat, sehingga arah kita ke depan lebih baik," papar Suharso kepada detikNET, Selasa (12/4).

Suhono mengungkapkan bahwa manfaat Big Data bisa dirasakan ke berbagai bidang, mulai dari transportasi, bisnis, pendidikan, dan banyak lagi. Misalnya pun bisa dirasakan secara dekat, namun sering kali tidak menyadarinya.

Selain itu, Suhono mengatakan bahwa peran Big Data bagi smart city misalnya, sangat penting untuk menganalisis, mengintegrasi, sekaligus bekerja secara real time untuk mendukung kinerja sebuah kota cerdas. Dengan begitu, hal ini lah yang kemungkinan besar menjadi alasan mahasiswa UI meminta Luhut untuk membuka Big Data yang dimaksudnya.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait