Selandia Baru Perketat Kontrol Perbatasan Usai PMK Ditemukan di Tempat Wisata Bali
pixabay.com/Ilustrasi/sasint
Dunia

Menurut Kementerian Industri Primer, jika wabah virus menyebar di Selandia Baru maka akan sangat berdampak pada ekspor utama produk susu, daging merah dan babi.

WowKeren - Selandia Baru mengambil sikap terkait penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Pada Rabu (20/7), negara itu telah meningkatkan langkah-langkah untuk mencegah PMK masuk setelah penyakit itu baru-baru ini ditemukan di resor wisata Indonesia di Bali.

Menteri Biosekuriti dan Pertanian Damien O'Connor mendesak semua orang untuk ikut berpartisipasi dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Warga diminta lebih waspada. Penyakit mulut dan kuku disebabkan oleh virus yang biasanya menyerang hewan ternak berkuku terbelah.

"Dengan PMK yang baru-baru ini ditemukan di tempat wisata Bali, kami telah mengambil langkah nyata untuk meningkatkan pekerjaan kami di perbatasan dalam beberapa pekan terakhir termasuk kampanye kesadaran publik," katanya. "Saya meminta semua orang untuk waspada dalam memainkan peran mereka untuk melindungi keamanan ekonomi Selandia Baru."

Ekspor utama negara itu akan sangat terdampak jika wabah PMK menyerang Selandia Baru, sebagaimana dikemukakan Kementerian Industri Primer. Adapun produk yang dimaksud meliputi dading merah, babi, dan susu. Situasi seperti itu bisa berlangsung selama berbulan-bulan bahkan hingga bertahun-tahun.


Biosecurity Selandia Baru pekan ini telah memperkenalkan alas kaki dengan bahan kimia desinfektan bagi para kedatangan dari Indonesia. Hal itu untuk memastikan alas kaki bersih dari virus. Selain itu, untuk mengedukasi para pelancong yang pergi ke Bali mengenai isu-isu tersebut, sebuah kampanye juga telah diluncurkan.

Sementara itu di Australia, fragmen virus penyakit mulut dan kuku telah terdeteksi pada produk yang dijual di supermarket. Fragmen virus, yang bisa mengancam industri ternak Australia, ditemukan dalam produk daging babi di CBD Melbourne.

Menteri Pertanian Murray Watt menegaskan jika produk itu diimpor dari Tiongkok. Fragmen demam babi Afrika juga ditemukan dalam produk, yang terdeteksi sebagai bagian dari pengawasan rutin.

"Di satu tingkat, deteksi ini sangat mengganggu, tetapi di tingkat lain, mereka menunjukkan perbatasan kami kuat dan sistem kami berfungsi," katanya. "Ada risiko datang dari sepatu pelancong, tetapi risiko terbesar adalah impor produk hewani."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait