Adapun banjir lahar dingin Semeru itu dipicu adanya hujan dengan intensitas tinggi. Kedelapan orang warga itu diketahui akan melintasi jalur alternatif dari Lumajang ke Malang.
Di Indonesia saat ini masih banyak gunung berapi yang statusnya aktif. Adapun perkembangan mengenai aktivitas gunung berapi yang ada di Indonesia pada Kamis (3/3) hari ini.
Debit aliran banjir lahar dingin Gunung Semeru kembali naik di sejumlah wilayah. Warga yang berada di sekitar bantaran sungai pun diminta meningkatkan kewaspadaan.
Hadfana Firdaus, pelaku yang menendang sesajen di Gunung Semeru berhasil diciduk pihak kepolisian. Hadfana kini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jawa Timur.
Setelah berhasil ditangkap, kini polisi menetapkan Hadfana Firdaus sebagai tersangka usai menendang sesajen di lokasi terdampak erupsi Semeru. Hadfana pun meminta maaf kepada masyarakat.
Sebelumnya, pelaku hingga pengunggah video yang menunjukkan menendang sesajen di lokasi terdampak erupsi Semeru diburu Polisi. Kini polisi telah berhasil mengamankan pelaku.
Pihak kepolisian hingga saat ini masih terus mendalami dan mencari pelaku penendang sesajen di lokasi erupsi Semeru yang viral belakangan ini. Selain itu, polisi juga mencari pengunggah video tersebut.
Dalam video 30 detik yang viral, tampak seorang pria menendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru. Bupati Lumajang Thoriqul Haq berusaha mencari pria tersebut dibantu polisi.
Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada akhir tahun 2021 lalu menyebabkan banyak rumah warga yang terdampak. Akibatnya, warga terdampak harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Pascaerupsi pada beberapa waktu yang lalu, kini Gunung Semeru tampak kembali menunjukkan aktivitasnya. Meski demikian, kondisi tersebut disebut masih aman.
Pascaerupsi beberapa waktu lalu, kini Gunung Semeru dilaporkan kembali meluncurkan abu dan awan panas. Maka dari itu, masyarakat diminta untuk berada di jarak aman.
Dua warga Desa Bades lantas dilaporkan terjebak banjir lahar dingin di daerah pertambangan Rotary Screen, Desa Gondoruso. Kedua warga tersebut bernama Buang (50) dan Suara (65).