Helmy Yahya Beri Jawaban Telak Soal Liga Inggris Dan Nasib TVRI
TV

Helmy Yahya memberikan jawaban telak soal permasalahan hak siar liga Inggris dan nasib TVRI yang menyebabkan dirinya dipecat dari direktur utama oleh Dewan Pengawas.

WowKeren - Helmy Yahya telah resmi dicopot dari jabatannya sebagai Direktur Utama TVRI periode 2017-2020. Pemecatan Helmy ini dilakukan berdasarkan keputusan dari Dewan Pengawas (Dewas) TVRI dengan sejumlah alasan.

Dewas TVRI menyebut jika Helmy telah mengancam kondisi finansial TVRI dengan membeli hak siar Liga Inggris sebesar Rp48 miliar. Bahkan, Dewas menyebut jika bukan tidak mungkin TVRI akan segera bernasib seperti kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya terkait hak siar Liga Inggris.

Pasalnya, TVRI harus segera membayar utang senilai Rp27 miliar ke Mola TV terkait Liga Inggris. Utang tersebut disebutkan Dewas TVRI telah jatuh tempo 15 November 2019. Selain itu, total utang TVRI mencapai Rp69 miliar lantaran tidak berturut-turut dibayar.

Adik Tantowi Yahya ini langsung memberikan jawaban telaknya soal pernyataan Dewas TVRI. Ia menjelaskan jika TVRI hanya menunda pembayaran bukan gagal membayar. Menurutnya, TVRI mampu membayar hak siar Liga Inggris lantaran memiliki pendapatan dari sektor iklan sebesar Rp150 miliar.

Oleh karena itu, perbandingan kasus TVRI dengan Jiwasraya disebutnya sangat berlebihan. Pasalnya, Jiwasraya telah merugikan negara sebesar Rp13 triliun sementara TVRI menyentuh angka satu persen pun tidak sampai.


"Pernyataan Dewas bahwa menyamakan Liga Inggris dengan Jiwasraya itu ngawur! Ini kan cuma berapa miliar. Rp20-an miliar lah," jelas Helmy. "Itu bukan gagal bayar, melainkan tunda bayar. Itupun sudah dikomunikasikan dengan Mola TV. Mereka aja nggak keberatan kok. Ini adalah bisnis seperti biasa, meleset sedikit tidak apa-apa.

"Tidak ada potensi tidak terbayar. Kami akan bayar dari penerimaan iklan. PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak)," sambungnya. "Estimasi (iklan masuk) ada sekitar Rp150 miliar. Kalau cuma nilainya segitu (Rp27 miliar) masih bisa terbayar lah."

Tidak sampai disitu, Dewas juga sebelumnya mengatakan jika dibawah kepemimpinan Helmya, TVRI kurang menayangkan kearifan lokal. Hal tersebut juga menjadi alasan Dewas TVRI memecat Helmy. Helmy juga dinilai banyak menayangkan program asing seperti Liga Inggris dan Discovery Channel serta melupakan berita lokal seperti banjir Jakarta.

Tidak terima, Helmy memberikan penjelasan yang sangat menohok. Ia menyebut jika TVRI memiliki 30 stasiun daerah yang tayang selama empat jam salam setahun. Artinya, dalam setahun TVRI telah menayangkan program lokal lebih dari 43 ribu jam. Bahkan, ia menegaskan TVRI telah menanyangkan banjir Jakarta hingga 18 jam.

"Oh, nggak benar. Kami yang paling banyak menayangkan banjir. Itu Dewas (TVRI) ngaco. Bohongnya minta ampun, saya sedih banget," ungkap Helmy. "Tanggal 1 Januari itu ada breaking news soal banjir, pagi ada breaking news, jam 11 ada breaking news. Bahkan di hari kedua, saya breaking news 18 jam."

"Semuanya program lokal, kami mengangkat kelokalan budaya, bahasa daerah, pendidikan, informasi," sambungnya. "Kalau saya bisa sharing, cuma empat tayangan di Indonesia yang paling diminati, bola, badminton, drama dan dangdut. Kami sudah punya dua."

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru