Penyakit Dekubitus belakangan ini menyebabkan sejumlah publik figur Tanah Air meninggal dunia. Yuk, kenali pengertian, penyebab, gejala serta upaya pengobatan yang tepat untuk penyakit dekubitus.
- Sisilia Rizky Azalea
- Jumat, 24 Juni 2022 - 14:18 WIB
WowKeren - Dunia hiburan Tanah Air tengah berduka usai kehilangan salah satu aktris senior legendaris Rima Melati. Rima meninggal dunia Kamis (23/6) sekitar pukul 15.14 di RSPAD Gatot Soebroto.
Rima meninggal dunia usai dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Menurut keterangan keluarga, aktris 84 tahun itu meninggal dunia akibat penyakit dekubitus.
Tak cuman Rima Melati, selebgram cantik Laura Anna juga meninggal dunia usai mengalami penyakit yang sama. Laura meninggal dunia pada 15 Desember 2021 usai dinyatakan mengalami dekubitus.
Karena itu, WowKeren akan mengulas apa itu dekubitus, penyebab, gejala, serta upaya mengobatinya. Tak perlu menunggu lama, langsung simak di ulasan berikut ini.
(wk/Sisi)1. Pengertian Dekubitus
Dekubitus atau yang lebih dikenal dengan istilah medis ulkus dekubitus adalah cedera pada kulit dan jaringan akibat tekanan yang berkepanjangan. Dekubitus berisiko menyerang orang-orang yang tengah sakit atau menerima perawatan medis karena terbatasnya kemampuan bergerak.
Orang yang terlalu lama melakukan bedrest atau duduk di kursi roda berkepanjangan rentan mengalami dekubitus karena bagian tubuh terus-menerus mengalami penekanan. Apalagi, dekubitus dapat berkembang dengan cepat.
Dalam beberapa kasus, luka karena dekubitus cukup mengkhawatirkan bahkan bersifat terbuka. Jika tidak ditangani dengan segera, bisa menimbulkan kerusakan pada jaringan serta kulit. Penanganan terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan berkonsultasi ke dokter agar gejalanya bisa segera mereda.
2. Penyebab Dekubitus
Karena tubuh terlalu lama mengalami penekanan, aliran darah ke jaringan tersebut menjadi terganggu. Kondisi itu membuat jaringan mengalami kerusakan dan munculnya luka.
Penyakit dekubitus juga bisa disebabkan karena beragam faktor. Beberapa di antaranya adalah :
Kurangnya Asupan Cairan Dan Nutrisi Ke Tubuh
Kurangnya cairan dan nutrisi pada tubuh dapat mempercepat terbentuknya luka dekubitus. Apalagi, pasien yang sedang sakit biasanya kehilangan selera makan.
Tidur Atau Duduk Terlalu Lama
Seperti yang sudah sempat dibahas, dekubitus terjadi karena adanya penekanan yang terlalu lama pada tubuh. Luka akan muncul pada area yang paling banyak mengalami penekanan seperti tumit, siku, pinggul dan tulang ekor.
Penurunan Kemampuan Indra Perasa
Pasien yang tak sedang sehat biasanya mengalami mati rasa atau penurunan indra perasa. Kondisi tersebut membuat pasien tak merasakan nyeri ketika luka terbentuk. Kemudian terjadilah keterlambatan penanganan.
Memiliki Riwayat Diabetes Melitus
Pasien yang memiliki riwayat diabetes melitus semakin berisiko mengalami dekubitus. Diabetes membuat insulin tak bekerja dengan baik sehingga glukosa akan menumpuk dalam darah. Sedangkan, glukosa yang terlalu tinggi dapat menimbulkan gangguan pada organ tubuh.
3. Gejala Dekubitus
Gejala dekubitus pada setiap pasien dapat berbeda. Biasanya gejala muncul bergantung pada tingkat keparahan dekubitus dan seberapa cepat mendapat penganan yang tepat.
Dalam keterangan medis, gejala dekubitus dibagi berdasarkan beberapa tingkatan. Berikut gejala dekubitus dari tingkat yang paling ringan hingga kondisi serius.
Tingkat 1
Gejala dekubitus tingkat pertama ditandai dengan perubahan warna kulit di area tertentu. Misalnya munculnya kemerahan atau lebam biru disertai dengan gatal atau nyeri di area tersebut.
Tingkat 2
Dalam tingkatan ini, luka di area terdampak akan mulai terbuka. Luka perlahan akan mengelupas dan di sekitar kulit ditemui area yang lecet.
Tingkat 3
Pada dekubitus tingkat tiga, luka akan menjalar semakin dalam. Dalam beberapa kasus, luka yang dialami pasien akan mengeluarkan nanah.
Tingkat 4
Pada tingkat empat, luka sudah menembus lapisan kulit paling dalam hingga merusak otot dan tulang. Di area luka kemungkinan akan ditemukan jaringan mati berwarna kehitaman.
Tingkat Akhir
Kondisi ini semakin serius, luka akan berubah menjadi warna kuning atau hijau disertai nanah kecoklatan. Area luka juga mulai bertekstur basah. Bila pasien sudah menunjukkan gejala akhir, diimbau untuk segera pergi ke dokter.
4. Upaya Pengobatan Yang Tepat
Mengurangi Intensitas Penekanan
Langkah awal yakni mengurangi tekanan berlebih pada kulit yang mengalami luka dekubitus. Misalnya, mengubah posisi tubuh secara berkala. Pasien mungkin perlu menggunakan kasur, matras, atau bantalan khusus untuk melindungi bagian kulit yang rentan mengalami luka.
Membersihkan Dan Merawat Luka
Luka dekubitus perlu dibersihkan dengan air atau cairan khusus. Setelah itu, luka harus ditutup dengan perban atau busa guna mencegah infeksi. Perawatan luka dekubitus wajib dilakukan secara berkala agar tak semakin parah.
Beri Bantuan Obat
Obat-obatan yang sesuai dapat diberikan untuk mengurangi nyeri akibat luka dekubitus. Beberapa obat juga membantu mencegah infeksi. Mengenai penggunaan obat yang tepat, diimbau untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Pola Makan Sehat
Disamping bantuan pengobatan, pasien wajib menerapkan pola makan yang sehat. Pasien disarankan mengonsumsi makanan bergizi dan cairan yang cukup guna mempercepat pemulihan jaringan.
Mengangkat Jaringan Yang Rusak
Dokter biasanya akan membuang jaringan yang rusak, mati, atau terinfeksi akibat luka dekubitus. Langkah ini ditempuh guna membersihkan area sekitar luka dekubitus sehingga kulit bisa pulih lebih cepat.
Operasi
Upaya lainnya adalah operasi kecil yang dilakukan oleh dokter ahli. Biasanya, dokter akan menggunakan jaringan kulit dari bagian tubuh lain untuk menutup luka dekubitus. Tindakan ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan kulit baru yang lebih sehat.
Itu dia pembahasan seputar penyakit dekubitus. Semoga artikel di atas membantu sobat WowKeren memahami bahaya dan penanganan tepat penyakit dekubitus. Sampai jumpa di next artikel. See you!