Dengan capaian lima juta penonton, menandakan bahwa film 'Miracle in Cell No. 7' menyajikan cerita yang berbeda dari film yang pernah ada sebelumnya. Dalam film ini, juga ada pesan penting yang ingin disampaikan.
- Tiara Yola Ade Ramadhanti
- Senin, 10 Oktober 2022 - 15:45 WIB
WowKeren - Dengan berhasil mencapai lima juta penonton, menandakan bahwa film "Miracle in Cell No. 7" menyuguhkan tontonan yang berbeda. Tidak hanya berhasil mencuri perhatian masyarakat, film garapan sutradara Hanung Bramantyo itu juga meninggalkan kesan tersendiri bagi pemainnya.
Di samping itu, melalui film "Miracle in Cell No. 7", rupanya ada pesan penting yang ingin disampaikan kepada masyarakat, khususnya terkait perilaku terhadap kaum disabilitas. Bahkan salah satu pemainnya yakni Vino Bastian menyebut bahwa kejadian-kejadian yang ada pada film tersebut dekat dengan kehidupan sehari-hari.
"Kejadian-kejadian di film ini, enggak cuma fiktif, kejadian-kejadian di film ini, banyak sekali kaum disabilitas, bullying terhadap kaum disabilitas, terhadap saudara-saudara kita," ujar Vino dalam unggahan Instagram Falcon Pictures, @falconpictures_, dilihat Senin (10/10).
Vino lantas menyampaikan bahwa hal-hal seperti itu lah yang sebenarnya ingin untuk diedukasi kepada masyarakat melalui film "Miracle in Cell No. 7". Hal senada juga disampaikan oleh Hanung selaku sutradara.
"Bagaimana kita sebagai manusia harus bisa lebih care (peduli), manusia yang dilahirkan secara normal dalam tanda kutip, mestinya harus lebih care dengan orang-orang yang tidak memiliki kemampuan sebagaimana kita," terang Hanung.
Melihat capaian jumlah penonton "Miracle in Cell No. 7" yang tembus hingga 5 juta lebih itu menandakan bahwa film drama keluarga itu sukses memberikan tontonan yang berbeda dari sebelumnya. Dengan begitu, diharapkan pesan yang ingin disampaikan kepada penontonnya pun bisa tersampaikan dengan baik, khususnya mengenai perlakuan terhadap kaum disabilitas.
Kendati begitu, maka dapat disimpulkan bahwa film "Miracle in Cell No. 7" ingin menyampaikan kepada masyarakat untuk bisa bersikap memanusiakan manusia. Artinya, diharapkan masyarakat bisa bersikap normal selayaknya, meskipun kaum disabilitas memiliki kekurangan tersendiri.
(wk/tiar)
