Hubungan Iran-AS Memanas, Trump Salahkan Kesepakatan era Obama
Dunia

Kesepakatan yang dimaksud adalah kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action yang diteken Iran dengan sejumlah negara pada 2015, termasuk AS yang kala itu dipimpin oleh Obama.

WowKeren - Hubungan Iran dengan Amerika Serikat diketahui tengah memanas. AS menghabisi Jenderal Iran Qasem Soleimani dalam serangan drone di Irak pekan lalu. Sedangkan Iran menembakkan rudal ke pangkalan AS di Irak pada Rabu (8/1) dini hari kemarin.

Presiden AS Donald Trump lantas menyalahkan kesepakatan nuklir yang diteken oleh pendahulunya, Presiden Barack Obama, atas konflik dengan Iran. Kesepakatan itu disebut berkontribusi terhadap tindak kekerasan yang dilakukan Iran saat ini.

Dilansir Associated Press pada Kamis (9/1), Trump menyinggung soal kesepakatan nuklir yang disebut Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tersebut dalam pidatonya menanggapi serangan rudal Iran di Gedung Putih. Diketahui, JCPOA diteken Iran dengan negara kekuatan dunia pada 2015, termasuk AS yang kala itu masih dipimpin oleh Obama. Kesepakatan tersebut mengatur pembatasan program nuklir Iran dan mencabut sanksi-sanksi terhadap Iran.

"Permusuhan Iran meningkat secara substansial setelah kesepakatan nuklir Iran yang bodoh ditandatangani," tutur Trump pada Rabu (8/1) waktu setempat. "Dan mereka (Iran) diberi USD 150 miliar, belum lagi USD 1,8 miliar secara tunai."

Meski demikian, Associated Press menyebut bahwa pernyataan Trump soal dana USD 150 miliar tersebut tidak sesuai fakta. Pasalnya, menurut Associated Press, tak pernah ada pembayaran sebesar itu dari Departemen Keuangan AS maupun dari negara lainnya terhadap Iran.


Menurut Associated Press, Iran kembali mendapatkan akses pada aset-asetnya yang dibekukan di luar negeri kala menandatangani kesepakatan multi-nasional pada 2015 tersebut. Dengan demikian, Iran mendapatkan kembali uang mereka sendiri usai meneken JCPOA.

Dalam pernyataan terbaru, Trump juga menyebut bahwa dana yang didapat Iran usai kesepakatan nuklir diteken telah dipakai untuk membiayai aksi terorisme mereka di berbagai negara. Beberapa di antaranya adalah Yaman, Suriah, serta Lebanon.

"Bukannya mengucapkan terima kasih kepada Amerika Serikat, mereka (Iran-red) meneriakkan 'Matilah Amerika'. Faktanya, mereka meneriakkan 'Matilah Amerika' pada hari kesepakatan itu ditandatangani," tutur Trump. "Kemudian Iran melanjutkan aksi teroris yang didanai uang dari kesepakatan itu dan menciptakan neraka di Yaman, Suriah, Lebanon, Afghanistan dan Irak."

Meski demikian, Trump juga mengindikasikan bahwa AS tak akan melancarkan aksi militer lanjutan. Ia menyebut bahwa Iran harus meninggalkan ambisi nuklir mereka.

"Saatnya telah tiba bagi Inggris, Jerman, Prancis, Rusia dan China untuk mengakui kenyataan ini. Mereka sekarang harus melepaskan diri dari sisa-sisa kesepakatan Iran atau JCPOA. Dan kita semua harus bekerja bersama dalam membuat kesepakatan dengan Iran yang membuat dunia menjadi tempat lebih aman dan lebih damai," pungkas Trump. "Kita juga harus membuat kesepakatan yang memungkinkan Iran untuk berkembang dan makmur, dan merasakan keuntungan dari potensi besar yang belum dimanfaatkan. Iran bisa menjadi negara hebat. Perdamaian dan stabilitas tidak akan menang di Timur Tengah selama Iran terus memicu kekerasan, kerusuhan, kebencian dan perang."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait