Film yang diremake dari Korea dengan judul sama itu berhasil membuat penontonnya ikut hanyut ke dalam cerita. Mengangkat kisah seorang ayah penderita disabilitas, ini juga berhasil 'menyuarakan' isi hati orangtua atau keluarga.
- Tiara Yola Ade Ramadhanti
- Kamis, 29 September 2022 - 12:45 WIB
WowKeren - Film "Miracle in Cell No. 7" telah berhasil menyita jutaan pasang mata masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari capaian jumlah penonton di hari ke-15 yang mencapai 4,2 juta orang.
Kini, berdasarkan informasi yang didapat dari unggahan akun Instagram salah satu pemainnya yakni Vino Bastian, diketahui bahwa Teman Tuli dan penyandang disabilitas menggelar nobar "Miracle in Cell No. 7" dalam rangka memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional.
Mengingat film "Miracle in Cell No. 7" menyediakan subtittle bahasa Indonesia, hal ini lantas membuat Teman Tuli dan penyandang disabilitas lainnya bisa ikut menikmati film garapan sutradara Hanung Bramantyo itu. Dalam unggahan video di Instagram Vino itu tampat ucapan terima kasih yang disampaikan Teman Tuli.
"Selamat Hari Bahasa Isyarat Internasional," ujar Teman Tuli dalam video yang diunggah di Instagram @ vinogbastian__, dilihat Kamis (29/9). "Terima kasih (Falcon) sudah menyediakan text subtittle bahasa Indonesia (dalam film 'Miracle in Cell No. 7')."
Salah satu Teman Tuli yang diketahui identitasnya sebagai Yoga Dirgantara mengaku emosional setelah menonton "Miracle in Cell No. 7". "Ada senangnya, ketawa-ketawa, terus sedih sampai nangis, terus, terus, terus nangisnya makin menjadi-jadi, bagus banget filmnya," ujar Yoga menggunakan bahasa Isyarat.
"Aku sangat paham karena ada subtittle-nya, kalau enggak ada, aku pasti enggak ngerti. Contohnya orang brewok (Om Japra) bilang b-ba lucu (adegannya). Nah itu aku paham karena ada subtittle-nya," jelas Yoga.
Di samping itu, film "Miracle in Cell No. 7" rupanya dinilai sebagai bentuk menggambarkan perasaan orangtua atau keluarga anak-anak istimewa dalam hal ini penderita disabilitas. "Perasaaannya campur aduk, terharu dan luar biasa, film tadi mewakili kami, orangtua, keluarga disabilitas," ujar Bu Dewi selaku orangtua penderita disabilitas autis.
Hal senada juga disampaikan oleh Bu Wanti selaku orangtua dari disabilitas netra. "Saya sebagai orangtua dari anak disabilitas berharap kepada anak-anak disabilitas itu ada pembelaan berupa spirit," tutur Bu Wanti.
(wk/tiar)